Bogor, Bendung Katulampa surut, Warga sekitar mulai mengalami kesulitan air bersih sebagai dampak debit air Sungai Ciliwung yang berkurang dalam beberapa waktu terakhir.
Ujang (57), warga setempat mengatakan kucuran air yang keluar dari sumur sangat kecil, sehingga memerlukan waktu yang lama untuk mengumpulkannya. Untuk air sebanyak dua ember saja memerlukan waktu kurang lebih satu jam.
Dalam memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari, Ujang memilih mengambilnya dari sumur dengan menggunakan mesin jet pump. Ia masih enggan untuk beralih ke layanan PDAM.
Menurut Ujang, baru kali ini ketinggian air di Bendung Katulampa surut seperti saat ini. Ia khawatir jika hujan tidak kunjung turun, air bersih akan menjadi lebih sulit lagi. Ujang dan warga lainnya berharap hujan akan segera turun, sehingga ketakutannya itu tidak jadi kenyataan.
Sedangkan warga lainnya, Jasminah (63) mengaku tidak terdampak oleh surutnya tinggi muka air Sungai Ciliwung. Hanya saja kualitas air di rumahnya menurun.
Air yang selama ini diambil dari mata air di depan rumah baik-baik saja, namun kini tidak dapat lagi dikonsumsi karena berminyak dan berpasir.
Petugas Bendung Katulampa, Subhan mengungkapkan bahwa surutnya ketinggian air di Bendung Katulampa disebabkan oleh minimnya intensitas hujan di wilayah Puncak, Jawa Barat. Kondisi ini sudah berlangsung hampir satu bulan sejak akhir Juni lalu. Mulai saat itu ketinggian air berangsur surut.
Tidak ada yang dapat memastikan kapan ketinggian air akan kembali naik. Hal itu sangat tergantung pada kondisi cuaca di wilayah Puncak. Kalau di sekitar Puncak hujan, pasti air ada.
Mungkin ada baiknya jika warga Bogor yang tinggal di sekitar Bendung Katulampa disarankan untuk menggunakan layanan air bersih perpipaan agar akses air bersih aman sepanjang tahun.