Meski Hujan, Warga Kayong Utara Tetap Membeli Air Bersih

Warga Kayong Utara Tetap Membeli Air Bersih
Warga Kayong Utara Tetap Membeli Air Bersih

Membeli Air Bersih – Hujan sudah mulai turun, namun keran air milik warga belum mengeluarkan air. Kayong Utara masih mengalami krisis air walaupun musim penghujan mulai tiba. Warga dengan terpaksa harus mengeluarkan biaya untuk membeli air bersih.

Untuk harga 2 ribu liter air bersih di dalam Kota Sukadana saja, warga harus mengeluarkan uang sampai Rp130 ribu. Sementara itu, sudah satu bulan air belum mengalir, padahal sudah mulai ada hujan.

Dini Aminarti, warga setempat mengaku sudah harus membeli air sebanyak 2 ribu liter, yang hanya dapat digunakan untuk 3 – 5 hari ke depan, karena keperluan rumah tangga cukup banyak memerlukan air.

Jika setiap minggu membeli air tidak mampu juga rasanya. Celakanya, di sini juga tidak ada sumber air alternatif, sumur misalnya.

Budi Utomo selaku Pelaksana tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Kayong Utara menjelaskan terjadinya krisis air bersih di Kabupaten Kayong Utara.

Faktor pertama adalah debit air yang keluar dari gunung tidak dapat ditampung dengan baik, sehingga saat curah hujan rendah, di tempat penampungan debit air menyusut atau bahkan kering. Sehingga dengan terpaksa menerapkan sistem buka tutup atau jadwal.

Faktor kedua, karena selalu ada perbaikan dan pemeliharaan pipa yang mengalami kebocoran baik di pipa Induk maupun pipa pembagi.

Baca Juga: Bersyukur, Warga Brokoh Tak Khawatir Krisis Air Bersih Lagi

Untuk menyiasati kondisi ini, pihaknya berencana meningkatkan kapasitas tempat penampungan air, sehingga memiliki daya tampung yang lebih besar. Karena sekarang ini jumlah konsumsi air bersih di Sukadana dan sekitarnya sudah meningkat tajam.

Menurut Budi Utomo, rencana ke depan adalah meningkatkan daya tampung debit air seiring dengan bertambahnya konsumsi air. Harapannya, dapat mencukupi seluruh kebutuhan warga Kayong Utara.

Artikel Lainnya  Pipanisasi Solusi Atasi Krisis Air Bersih di Indonesia

Untuk jangka pendek penanganan krisis air bersih, pihaknya memberi saran kepada  pihak desa untuk mengajukan surat permohonan bantuan air bersih. Dengan dasar surat tersebut, pihaknya akan memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga.

Bagi masyarakat yang masih kekurangan air, pihaknya akan memasok pada titik yang perangkat desa ajukan.

Namun pihak desa harus menyiapkan penampungannya sehingga dapat dilakukan suplai yang terjadwal.