Akses Air Bersih Merata Ciptakan SDM Unggul

Ketiadaan sanitasi dan air bersih merupakan awal dari munculnya persoalan kesehatan dalam masyarakat kita, seperti stunting, yang saat ini menjadi prioritas pemerintah untuk ditangani.

Prevalensi stunting walaupun sudah turun selama pemerintahan Presiden Jokowi periode pertama, dari 37,2 persen pada tahun 2013 menjadi 27,7 persen pada tahun 2019, namun masih sangat jauh dari yang kita harapkan, sasaran kita dalam RPJMN adalah menjadi 19 persen pada tahun 2024.

Upaya penurunan prevalensi stunting sangat terkait dengan tersedianya sanitasi dan air bersih yang memadai,”.

Ujar Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin saat membuka KSAN 2019.

Absennya akses air bersih dan sanitasi juga berpotensi menyebabkan persoalan serius lainnya.

Seperti, angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan di Indonesia masih berkisar 305 per 100.000 kelahiran hidup, jauh tertinggal dibandingkan dengan negara ASEAN lain yang berkisar antara 40 sampai 60 per 100.000 kelahiran hidup.

Beberapa perilaku seperti tidak mencuci tangan karena tidak tersedianya air bersih saat penanganan persalinan dan setelah melahirkan, sampai saat ini masih menjadi penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia.

Sementara itu, Angka Kematian Bayi (AKB) kurang dari 1 tahun di Indonesia adalah 24 per 1.000 kelahiran, jauh di atas angka di Malaysia sebesar 6,7 per 1.000 kelahiran, dan di Thailand 7,8 per 1.000 kelahiran.

Perilaku sederhana seperti mencuci tangan dengan air bersih saat akan memberikan makan kepada anak atau saat setelah buang air besar adalah beberapa perilaku yang harus didorong untuk mengurangi angka kematian bayi tersebut.