AIRKAMI.ID, Musim kemarau panjang telah memicu terjadinya kekeringan yang menyebabkan krisis air bersih di Kabupaten Klaten meluas hingga 21 desa yang tersebar di delapan kecamatan. Total sebanyak 7.065 KK atau 25.314 jiwa mengalami kesulitan air bersih.
Untuk membantu warga yang terdampak kekeringan ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten bersama dengan komunitas menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari dunia usaha telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 653 tangki atau sekitar 3.265.000 liter.
Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Syahruna, mengungkapkan bahwa warga di 21 desa yang terdampak kekeringan akibat kemarau ini terus diguyur bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bantuan air bersih yang disalurkan mulai 8 Juni sampai 27 Oktober 2023, menyasar kepada 7.065 kepala keluarga atau 25.314 jiwa warga yang bermukim di 21 desa yang kekeringan karena musim kemarau ini.
Sebanyak 21 desa yang mengalami kekeringan tahun ini adalah Desa Kendalsari, Tangkil, Sidorejo, Tlogowatu, dan Tegalmulyo di Kecamatan Kemalang; Desa Bandungan dan Temuireng di Kecamatan Jatinom.
Selanjutnya, Desa Jambakan, Krakitan, Wiro, Ngerangan, Krikilan, Dukuh, Gunung Gajah, dan Jarum di Kecamatan Bayat; Desa Sembung di Kecamatan Wedi; Desa Tumpukan dan Karangdowo di Kecamatan Karangdowo; Desa Sengon di Kecamatan Prambanan; Desa Gaden di Kecamatan Trucuk; dan Desa Gemampir di Kecamatan Karangnongko.
Pihak BPBD Klaten masih terus mengantisipasi apabila ada desa-desa lain yang mengalami kekurangan air bersih mengingat sampai akhir Oktober ini masih juga belum turun hujan.
Musim kemarau tahun ini seolah mengingatkan betapa pentingnya memprioritaskan pembangunan sektor air bersih. Pemkab Klaten bersama dengan PDAM setempat harus mampu melakukan manajemen pengelolaan air yang baik, sehingga ketersediaan air saat musim kemarau dapat dijaga agar warga tidak mengalami krisis air bersih.
