Krisis Air Bersih Pengaruhi Kesehatan Mental Perempuan & Anak

Krisis Air Bersih Pengaruhi Kesehatan Mental Perempuan & Anak
Krisis Air Bersih Pengaruhi Kesehatan Mental Perempuan & Anak
Krisis Air Bersih Pengaruhi Kesehatan Mental Perempuan & Anak
Krisis Air Bersih Pengaruhi Kesehatan Mental Perempuan & Anak

Krisis air bersih membawa dampak buruk kepada kesehatan mental perempuan dan anak-anak. Ketika krisis air, yang paling banyak berada diantrian adalah perempuan dan anak-anak. Sewaktu selang air dari mobil itu mengisi jeriken, ember atau bak plastik, yang tampak terbanyak wajah-wajah perempuan.

Jangan pernah menganggap apa yang dilakukan kaum perempuan dan anak-anak  itu sebagai hal wajar. Proses mengantre air bersih sangat melelahkan dan menguras kesabaran yang ujungnya dapat mengganggu kesehatan mental.

World Forum for Women in Science telah berlangsung bulan Februari awal tahun ini di Brasil. Tema konferensi internasional ini adalah Women in Science without Borders: Energy, Water, Health, Agriculture and Environment for Sustainable Development. Krisis air memang menjadi tema dunia.

Pertemuan Brasil mendorong kepeloporan perempuan dalam mengelola air. Prinsip Dublin (1992) menegaskan perempuan berperan penting dalam penyediaan, pengelolaan, dan pelestarian sumber daya air. Dalam isu air perempuan tak boleh jadi korban terus menerus, atau pelaku di antrian jatah air bersih saat bencana terjadi.

Sekitar 800.000 wanita meninggal dunia tiap tahunnya karena tidak memiliki akses ke toilet yang bersih seperti diungkapkan organisasi WaterAid yang menganalisis data dari pusat penelitian Seattle-based Institute of Health Metrics.

Lebih dari 1 miliar perempuan atau satu dari tiga perempuan di dunia ini tidak memiliki akses aman akan toilet pribadi. Sedangkan sekitar 370 perempuan atau satu dari 10 perempuan tidak memiliki akses terhadap air bersih seperti diungkapkan WaterAid.

Baca Juga : Perempuan Korban Utama dari Krisis Air Bersih

Memang akses terhadap air bersih telah meningkat. Namun sekitar 750 juta orang masih kekurangan air bersih.

Kelangkaan air bersih menyebabkan banyak perempuan, terutama di negara berkembang melahirkan di rumah tanpa ketersediaan air bersih yang cukup. Hal ini memicu tubuhnya sendiri dan anak terhadap infeksi yang bisa mengakibatkan kematian.

Artikel Lainnya  4 Langkah Mudah Menjaga Kelestarian Sumber Air Bersih

Kemudian, ketiadaan toilet memaksa banyak perempuan dan anak-anak perempuan harus pergi memberanikan diri keluar rumah untuk mencari toilet di malam hari. Hal ini menempatkan mereka pada risiko pelecehan seksual.

Krisis air bersih memicu masalah sanitasi buruk yang mengintai banyak perempuan. Sanitasi yang buruk menyebabkan penyakit jantung, stroke, penyakit paru kronik, dan infeksi saluran pernapasan.

Situasi yang tidak menyenangkan seperti ini berdampak pada martabat, pendidikan dan kesehatan yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian pada perempuan dan anak-anak.

Negara harus hadir untuk menyediakan air bersih yang cukup demi menghentikan penderitaan yang dialami oleh perempuan dan anak-anak.