AIRKAMI.ID, Kekeringan masih melanda beberapa wilayah di Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, meski Indonesia sudah mulai memasuki musim penghujan.
Dropping bantuan air bersih pun masih tetap dibutuhkan oleh warga di beberapa wilayah seperti Desa Tawang, Kecamatan Weru.
Sukirno, warga Desa Tawang Waru, mengatakan bahwa warga sejak bulan Juli lalu sudah mengalami kekeringan akibat musim kemarau yang disertai dengan fenomena El Nino. Desa Tawang sampai hari ini masih dilanda kekeringan karena belum juga diguyur hujan.
Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukoharjo, Desa Tawang merupakan salah satu dari 17 desa di Sukoharjo dengan tingkat kerawanan tinggi kekeringan saat musim kemarau berlangsung. Sehingga menyebabkan warganya terancam kekurangan air bersih karena sumur-sumur mengering.
Dhedhy Setyawan, aktivis muda Nahdlatul Ulama (NU), mengatakan kekeringan berkepanjangan yang melanda Indonesia tidak bisa dilepaskan dari fenomena El Nino. Selain itu, karena adanya dampak perubahan iklim yang memicu cuaca ekstrim.
Kekeringan ini akan terus terjadi atau bahkan makin memburuk jika tidak ada tindakan serius dari masyarakat global untuk meminimalkan perubahan iklim yang terjadi karena kerusakan alam, baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Menurut Dhedhy, saat ini dibutuhkan kesadaran dan tindakan nyata dari segenap pemangku kepentingan agar kerusakan lingkungan yang memicu perubahan iklim tidak terus berlanjut.
Maka, masyarakat juga diharapkan bisa melakukan hal sekecil apapun untuk mencegah perubahan iklim. Mulai dari menanam pohon hingga tidak membuang sampah sembarangan agar lingkungan alam tetap lestari.
Dan yang lebih penting, pembangunan sektor air bersih oleh Pemkab Sukoharjo bersama dengan PDAM setempat, terutama pipanisasi ke rumah-rumah warga harus menjadi prioritas agar krisis air bersih tidak terus terulang saat musim kemarau.
