Kekeringan Melanda Boyolali, Air Bersih Rp450 Ribu/Tangki

Kekeringan Melanda Boyolali, Air Bersih Rp450 Ribu/Tangki
Kekeringan Melanda Boyolali, Air Bersih Rp450 Ribu/Tangki
Kekeringan Melanda Boyolali, Air Bersih Rp450 Ribu/Tangki
Kekeringan Melanda Boyolali, Air Bersih Rp450 Ribu/Tangki

Kekeringan saat musim kemarau selalu melanda beberapa kecamatan di Kabupaten Boyolali dan menyebabkan kekurangan air bersih. Kondisi seperti ini selalu berulang setiap tahun dan sudah berlangsung bertahun-tahun.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Boyolali Widodo Munir mengatakan, sesuai perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tahun 2021 ini masuk kemarau basah. Yakni musim kemarau namun sesekali masih turun hujan. 

Tahun ini ada enam kecamatan yang masuk daerah rawan kekeringan yakni, Juwangi, Wonosegoro, Wonosamudro, Kemusu, Musuk dan Tamansari.

Camat Wonosamudro Joko Suseno mengamini, air bersih menjadi permasalahan setiap tahun. Begitu kemarau tiba, warga harus membeli air dari pengusaha air keliling. Bahkan harga per tangkinya semakin mahal.

“Harganya mencapai Rp 450 ribu per tangki. Isinya 5 ribu liter. Karena air bersih diambil dari Kecamatan Karanggede,” ujarnya.

Di wilayah Wonosamudro memang sulit mencari sumber air. Titik air sulit ditemukan bila membuat sumur dalam, sehingga ini menjadi masalah klasik dan sampai saat ini belum ada solusi jangka panjang.

Joko menjelaskan, ada 10 desa di Wonosamudro. Dari 10 desa itu, ada tujuh desa yang masuk daerah rawan kekeringan.

Baca Juga : Boyolali Tetapkan Siaga Satu Bahaya Kekeringan

Yakni, Desa Bercak, Bengle, Garangan, Gunungsari, Kalinanas, Repaking dan Jatilawang. Sedangkan tiga desa lainnya, Kedungpilang, Ngablak dan Desa Gilirejo masih bisa memenuhi kebutuhan sendiri.

Artikel Lainnya  Air Bersih di Indonesia Mahal, Air Siap Minum Jadi Solusi?