Perempuan Pihak Paling Terdampak dari Krisis Air Bersih

Perempuan Pihak Paling Terdampak dari Krisis Air Bersih
Perempuan Pihak Paling Terdampak dari Krisis Air Bersih
Perempuan Pihak Paling Terdampak dari Krisis Air Bersih
Perempuan Pihak Paling Terdampak dari Krisis Air Bersih

Perempuan adalah pihak paling terdampak dari krisis air bersih. Tidak dapat dipungkiri, perempuan melekat dengan tugas-tugas domestik rumah tangga yang senantiasa berhubungan dengan ketersediaan air bersih. Jika tidak ada air bersih, perempuanlah yang paling menderita.

Kita semua dapat melihat jika ada dropping bantuan air bersih ketika terjadi krisis air atau bahkan bencana di suatu tempat, sebagian besar yang mengantre adalah perempuan.

Di daerah bencana, kesadaran pengelolaan bencana berbasis gender sesungguhnya belum berusia lama. Setelah tsunami Aceh (2004) baru ada perhatian lebih terhadap kenyataan kesulitan perempuan, anak, juga disabilitas, yang harus dipenuhi secara khusus ketika bencana dan menuju rekonstruksi pascabencana.

Misal, kamar mandi dan cuci umum di barak diberi penerangan yang cukup untuk keamanan, lokasinya tak boleh terlalu jauh, kemudahan aksesibilitas, dan sejumlah kondisi lain.

Pendekatan kebencanaan perlu digunakan dalam mengatasi krisis air dan ancaman di masa mendatang. Perlu ada rencana mitigasi, tapi lebih utama: upaya pencegahan. Kita perlu sama-sama menyadari: kita sedang berada di ambang krisis air.

Krisis air terjadi saat kebutuhan atas sumber daya ini lebih tinggi dibandingkan tingkat ketersediaannya, kata peneliti senior di Pusat Geoteknologi LIPI, Rachmat Fajar Lubis.

Baca Juga : Pelajari Penyebab & Dampak Pencemaran Air Bagi Lingkungan

Ancaman krisis air di Jawa bisa semakin nyata. Alasannya, perubahan iklim itu diperparah faktor antropogenik: pengambilan air secara besar-besaran untuk rumah tangga dan industri maupun alih fungsi lahan.

Artikel Lainnya  Tren Di Media Sosial Mandi Pakai Air Es, Bagus untuk Tubuh?