Boyolali Tetapkan Siaga Satu Bahaya Kekeringan

Boyolali Tetapkan Siaga Satu Bahaya Kekeringan
Boyolali Tetapkan Siaga Satu Bahaya Kekeringan
Boyolali Tetapkan Siaga Satu Bahaya Kekeringan
Boyolali Tetapkan Siaga Satu Bahaya Kekeringan

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali menetapkan status siaga satu bahaya kekeringan. Tercatat ada enam kecamatan di Kabupaten Boyolali yang mengalami kekeringan tahun ini.

“SK Bupati Boyolali Nomor 360/593 tahun 2021 tentang Penetapan Siaga Darurat Kekeringan,” kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Widodo Munir, kepada para wartawan usai pemberangkatan dropping air bersih di halaman kantor BPBD Boyolali, Selasa (14/9/2021).

Widodo Munir menjelaskan berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), tahun ini merupakan kemarau basah. Artinya meski terjadi kemarau namun masih terjadi hujan.

Peta kekeringan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Tahun lalu ada tujuh kecamatan yang masuk peta kekeringan di musim kemarau.

Tujuh kecamatan itu yakni Kecamatan Juwangi, Wonosegoro, Wonosamodro, Musuk, Tamansari, Kemusu dan Selo.

Pada musim kemarau tahun ini, Kecamatan Selo tidak masuk daerah yang mengalami krisis air bersih.

Sehingga tinggal enam kecamatan saja yang mengalami kekeringan yakni Kecamatan Juwangi, Wonosegoro, Wonosamodro, Musuk, Tamansari, Kemusu.

Baca Juga : Kesulitan Air? Lapor Jakarta Siaga 112

“Selo memang punya potensi air dari (gunung) Merbabu dan Merapi, walaupun kecil,” jelas Widodo Munir.

Setelah SK tentang Penetapan Siaga Darurat Kekeringan turun, Pemkab Boyolali mulai melakukan dropping air bersih ke masyarakat yang terdampak musim kemarau di enam kecamatan tersebut. Pemkab Boyolali telah menyiapkan 2.019 tangki air bersih untuk disalurkan kepada masyarakat.

Artikel Lainnya  Warga Sikka, NTT Harus Mendayung Sampan Sejauh 5 KM untuk Air Bersih