AIRKAMI.ID, Dataran Tinggi Tibet, yang dipenuhi dengan gletser, dikenal sebagai menara air Asia, selama ini menjadi sumber air minum bagi hampir dua miliar manusia. Dampak Krisis iklim yang menyebabkan gletser makin berkurang diprediksi akan memicu kelangkaan air bersih pada tahun 2050.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Climate Change, pada pertengahan abad ini, Dataran Tinggi Tibet akan kehilangan sebagian besar cadangan airnya.
Banyak yang beranggapan bahwa studi penelitian yang dirilis tahun 2022 itu merupakan studi paling komprehensif mengenai kondisi menara air Asia tersebut.
Basin (cekungan) Amu Darya, yang memasok kebutuhan air bagi Asia Tengah dan Afganistan misalnya, sudah kehilangan 119 persen kapasitas airnya.
Sementara kapasitas penyimpanan air di Basin Sungai Indus, yang penting bagi Pakistan dan India Utara, sudah menyusut sebanyak 79 persen. Jika digabungkan, maka berkurangnya air berdampak bagi seperempat populasi dunia.
Sekelompok ilmuwan dari Universitas Penn State, Universitas Texas di AS dan Universitas Tsinghua, Cina, menemukan bahwa eskalasi krisis iklim dalam satu dekade terakhir mempercepat kepunahan cadangan air permukaan (TWS), mencapai 15,8 giga ton per tahun di beberapa wilayah di Dataran Tinggi Tibet.
Menurut skenario moderat kenaikan emisi, ilmuwan memperkirakan Dataran Tinggi Tibet akan kehilangan 230 gigaton cadangan air pada pertengahan abad ke-21.
Michael Mann, Guru Besar Ilmu Atmosfer di Penn State University menegaskan bahwa prediksi ke depan terlihat tidak baik.
Dalam skenario business as usual, di mana dunia gagal mengurangi emisi bahan bakar fosil dalam satu dekade ke depan, pihaknya memperkirakan punahnya cadangan air di kawasan rendah di kaki Himalaya tinggal menunggu waktu.
Michael Mann terkejut oleh dimensi kerusakan gletser yang sangat besar bahkan dalam skenario iklim yang paling optimis sekalipun.
Sepertinya perubahan iklim membawa dampak yang semakin mengkhawatirkan. Melihat fenomena tersebut, Indonesia saat ini juga seharusnya mulai bersiap menghadapi ketersediaan air yang makin menipis, .