AIRKAMI.ID, Musim kemarau tahun ini disertai dengan fenomena El Nino, yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah, dan mengurangi intensitas hujan di Indonesia. Singkatnya, dampak El Nino dapat memicu terjadinya kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum hingga berujung krisis air bersih.
Kekeringan inilah yang menyebabkan sumber air mengering, baik air permukaan seperti sungai dan waduk ataupun air tanah. Sumber-sumber air mengering karena tidak adanya curah hujan dalam jangka waktu lama.
Perlu diketahui puncak El Nino di Indonesia diprediksi berlangsung selama Agustus-September. Makanya, sejak awal Agustus krisis air yang terjadi di beberapa tempat di Indonesia menjadi semakin parah dan meluas.
Upaya untuk mengantisipasi dampak El Nino ini paling tidak ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu menghemat penggunaan air dan menanam pohon.
Baca Juga: Jangan Lupa Lakukan 5 Hal Ini di Musim Kemarau Saat Fenomena El Nino
Pakar bencana dari Universitas Gajah Mada, Dr. Sunarto, mengimbau masyarakat untuk membudayakan hemat air dalam rangka mewaspadai berlangsungnya musim kemarau panjang akibat datangnya El Nino.
Kepala Pusat Studi Bencana (PSB) UGM ini menegaskan pada saat musim kemarau panjang karena El Nino, banyak air sumur yang kering sehingga masyarakat kesulitan mendapatkan sumber air bersih.
Baca Juga: Kabupaten Nganjuk Krisis Air Bersih Dampak El Nino dan Musim Kemarau
Langkah berikutnya adalah menanam pohon, seperti yang dilakukan oleh Walikota Batam, Muhammad Rudi.
Walikota Rudi mengimbau warga Batam untuk menanam pohon di lingkungan tempat tinggal masing-masing. Penghijauan harus dilakukan sebagai antisipasi krisis air. Camat dan lurah diminta untuk sosialisasi hal tersebut kepada warganya masing-masing.
Krisis air yang makin parah sebagai dampak dari El Nino ini juga seolah menjadi peringatan bagi semua pihak, betapa penting pembangunan sektor air bersih, termasuk pipanisasi oleh PDAM setempat.
