Dampak El Nino Membuat Warga Maluku Tengah Krisis Air Bersih

Ribuan warga yang bermukim di Kabupaten Maluku Tengah mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang, sebagai dampak dari fenomena El Nino.

Kabupaten Maluku Tengah sepertinya menjadi kabupaten di Provinsi Maluku paling terdampak fenomena El Nino, yang berpotensi mengakibatkan kekeringan di sejumlah wilayah.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan himbauan agar masyarakat waspada terhadap fenomena El Nino di Indonesia.

El Nino berpengaruh bagi terjadinya kekeringan di Indonesia karena dengan adanya angin ini, curah hujan di sekitar Indonesia menjadi berkurang secara drastis dan tidak jarang akan memicu kemarau panjang.

Di Kecamatan Amahai terdapat sepuluh titik kekeringan dengan jumlah 1.218 kepala keluarga atau sekitar 4.130 jiwa mengalami krisis air bersih yang tersebar di beberapa lokasi.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Tengah, Latif Key mengatakan pihaknya telah menurunkan tim ke sejumlah lokasi untuk memberikan bantuan pasokan air bersih bagi warga terdampak.

Selain membagikan air bersih, pihak BPBD Kabupaten Maluku Tengah juga melakukan upaya pemahaman serta edukasi bagi warga dalam mengantisipasi jika krisis air bersih masih terus berlanjut, dan langkah apa yang harus dilakukan oleh warga setempat.

Ketua RT 02. Husain Kaplale di lokasi Kilometer 12 mengungkapkan bahwa hampir tiga bulan kemarau panjang di tempat mereka telah menyebabkan banyak sumur warga yang airnya kering, sehingga memicu krisis air bersih.

Menanggapi krisis air ini, pihaknya langsung membuat laporan ke kecamatan dan BPBD Kabupaten Maluku Tengah, agar warga segera mendapatkan bantuan pasokan air bersih bagi kebutuhan sehari-hari, seperti minum dan memasak.

Terjadinya krisis air di Kabupaten Maluku Tengah harus menjadi pelajaran bagi pemerintah daerah dan juga PDAM setempat.

Artikel Lainnya  Dampak Banjir Bandang, Warga Banyuwangi Krisis Air Bersih

Ke depan, pembangunan sektor air bersih harus menjadi prioritas, termasuk pipanisasi ke rumah-rumah warga, agar akses air bersih dapat berkelanjutan sehingga krisis air dapat dihindari, terutama saat musim kemarau.