AIRKAMI.ID, Berdasarkan hasil riset terbaru, UNICEF Indonesia mengungkapkan bahwa hampir 70 persen dari 20 ribu sumber air minum rumah tangga di Indonesia tercemar limbah tinja.
Cemaran tersebut turut menyebabkan penyebaran berbagai penyakit yang membahayakan kesehatan, salah satunya yaitu diare.
Terkait temuan dari UNICEF Indonesia ini, dokter umum dari RSPI Sulianti Saroso, dr Sucahyo Adi Nugroho menjelaskan bahwa munculnya cemaran tersebut terjadi karena adanya rembesan dari septic tank.
Salah satu hal yang perlu dilakukan untuk mencegah kemungkinan adanya rembesan tersebut yaitu dengan melakukan pengurasan septic tank paling tidak 5 tahun sekali.
Sayangnya masyarakat masih banyak yang menguras septic tank saat benar-benar sudah mampet. Situasi inilah menjadi pemicu utama terjadinya pencemaran air tanah.
Faktor berikutnya yang perlu diperhatikan agar air di tempat tidak mudah tercemar yaitu, jangan membuat septic tank itu terlalu dekat dengan pemukiman masyarakat.
Idealnya, mekanisme pembuangan limbah septic tank paling tidak minimal mempunyai jarak 10-11 meter untuk menghindari kemungkinan terjadinya pencemaran air tanah.
Namun situasi tersebut terkadang tidak memungkinkan, jika melihat lingkungan permukiman masyarakat yang tidak begitu besar dan sangat padat.
Menyikapi temuan UNICEF Indonesia ini, untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari, masyarakat dihimbau untuk segera beralih dari air tanah dengan menggunakan air yang bersumber dari jaringan perpipaan.
Hal tersebut bertujuan agar masyarakat tidak lagi memanfaatkan air tanah yang sudah terkontaminasi oleh limbah tinja, serta demi mencegah timbulnya berbagai penyakit.
Artikel selanjutnya :
Mau Instalasi Air Bersih di Rumah, Yuk Perhatikan 4 Hal Berikut!
