Mengutip data dari CNBC Indonesia, Kawasan RI saat ini masih mengalami krisis air bersih. Lebih dari 70 persen populasi di Indonesia masih belum mempunyai akses untuk mendapatkan air bersih.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan hanya 23 persen populasi Indonesia yang telah menikmati akses air bersih.
Dalam rangka meningkatkan akses air bersih, Kementerian BUMN berinisiatif untuk meluncurkan program Indonesia Water Fund (IWF). Program ini bertujuan untuk mempercepat akses air bersih yang merata bagi seluruh warga Indonesia.
IWF adalah wadah untuk mendukung percepatan investasi penyediaan air bersih yang disambungkan ke setiap rumah warga, di mana air bersih masih menjadi tantangan di banyak negara, termasuk Indonesia.
Hanya 23 persen populasi Indonesia yang menikmati akses air bersih, sementara beberapa warga lainnya masih menghadapi ketidaksetaraan dari sisi harga air bersih dengan rentang antara 65 ribu rupiah (US$ 4,4) hingga 140 ribu rupiah (US$ 9,5) per meter kubik.
Melalui adanya sinergi antara BUMN, dan mitra strategis baik global maupun swasta, IWF diharapkan bisa menjadi solusi alternatif bagi pemerintah dalam perluasan akses air bersih kepada masyarakat melalui pendanaan non APBN.
Menurut Erick, Kementerian BUMN akan terus melanjutkan berbagai program yang berdampak langsung terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia, termasuk program air bersih.
Ada baiknya jika IWF pun bisa memperkuat pelayanan PDAM di seluruh daerah di Tanah Air agar dapat melakukan pembangunan jaringan air bersih perpipaan untuk meningkatkan akses air bersih bagi seluruh rakyat Indonesia, sehingga kasus krisis air bersih tidak akan terjadi lagi.
