Perempuan, Korban Utama Dampak Krisis Air Bersih

Perempuan, Korban Utama Dampak Krisis Air Bersih
Perempuan, Korban Utama Dampak Krisis Air Bersih
Perempuan, Korban Utama Dampak Krisis Air Bersih
Perempuan, Korban Utama Dampak Krisis Air Bersih

Perempuan, Korban Utama dari Dampak Krisis Air Bersih — Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise pernah menyampaikan bahwa perempuan dan anak akan lebih menderita dibanding pria ketika mereka kekurangan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Mungkin diantara kita berpikir bahwa kanker payudara atau AIDS yang banyak sebabkan wanita meninggal dunia.

Ternyata, sebuah hasil studi menyebutkan bahwa penyebaran penyakit melalui air kotor dan sanitasi buruk adalah pembunuh wanita kelima di seluruh dunia, lebih banyak dari kedua penyakit tersebut.

Sekitar 800.000 wanita meninggal dunia tiap tahunnya karena tidak memiliki akses ke toilet yang bersih seperti diungkapkan organisasi WaterAid yang menganalisis data dari pusat penelitian Seattle-based Institute of Health Metrics.

Perempuan sangat membutuhkan air karena pekerjaan sehari-hari identik dengan air misalnya memasak, mandi, mencuci baju dan pekerjaan rumah serta memandikan anak-anak.

Namun, bagi seorang perempuan, kualitas air memegang peran penting apalagi ketika berurusan dengan fungsi tubuh. 

Baca Juga : Krisis Air Bersih Buat Perempuan Menderita!

Selama masa menstruasi, perempuan membutuhkan lebih banyak air bersih untuk membasuh area genital serta membersihkan pembalut, terlebih jika mereka masih menggunakan pembalut kain atau tinggal di daerah yang belum menjual pembalut sekali pakai.

Artikel Lainnya  Ketersediaan Air Bersih Cukup Cegah Kanker dan Down Syndrome