Krisis Air Bersih Buat Perempuan Menderita!

Krisis Air Bersih Buat Perempuan Menderita!
Krisis Air Bersih Buat Perempuan Menderita!
Krisis Air Bersih Buat Perempuan Menderita!
Krisis Air Bersih Buat Perempuan Menderita!

Krisis air bersih menimbulkan pengaruh buruk terhadap berbagai aspek kehidupan, salah satunya yaitu perempuan menjadi pihak yang paling menderita.

Sejauh ini permasalahan air bersih diselesaikan dengan solusi berbasis teknis berupa infrastruktur, sarana dan prasarana penyediaan air bersih. Upaya ini memang yang utama untuk memperluas cakupan layanan air bersih.

Namun demikian, yang sering luput dari penanganan masalah tersebut adalah keterlibatan masyarakat khususnya perempuan dalam penyediaan dan pengelolaan air bersih.

Ternyata dalam kesehariannya, perempuan berperan penting dalam pemenuhan dan penggunaan air dalam rumah tangga.

Bagi perempuan, krisis air bersih bahkan merupakan masalah “personal”. Lihat saja antrean pembagian air bersih, rata-rata adalah perempuan.

Tanggung jawab perempuan untuk pemenuhan kebutuhan domestik menuntutnya untuk mencari sumber air bersih bagi keluarganya. Karena itulah perempuan menjadi kunci bagi pemenuhan air bersih di sejumlah wilayah.

Berdasarkan survei UNICEF pada 2015, pemenuhan kebutuhan air di delapan dari sepuluh rumah tangga diserahkan kepada perempuan dewasa dan anak perempuan. Sementara hanya 19,5 persen rumah tangga yang kebutuhan airnya dikumpulkan oleh laki-laki.

Baca Juga : Perempuan Pihak Paling Terdampak dari Krisis Air Bersih

Berdasarkan data yang sama, kondisi di Indonesia pemenuhan air oleh perempuan terjadi pada 14 persen rumah tangga, sementara oleh laki-laki hanya 8 persen.

Artikel Lainnya  Sustainable Tourism, Langkah Utama Cegah Permasalahan Krisis Air di Bali