Mata Air Tubaki, Sumber Kehidupan Warga Desa Malaka

Mata Air Tubaki
Mata Air Tubaki

Warga Desa Wehali dan Desa Kamanasa, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur memanfaatkan mata air Tubaki untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi keperluan sehari-hari.

Kabupaten Malaka merupakan salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, yang beribu kota di Betun. 

Kabupaten ini dibentuk akibat hasil pemekaran dari Kabupaten Belu yang disahkan dalam sidang paripurna DPR RI pada 14 Desember 2012 di gedung DPR RI.

Kabupaten Malaka berbatasan langsung dengan negara Timor Leste, dengan jumlah penduduk kurang lebih 194.300 jiwa.

Frido, warga Desa Wehali kepada Pos Kupang mengatakan bahwa sejak tahun 2007, mata air Tubaki merupakan salah satu sumber air bersih yang digunakan  warga untuk keperluan baik mencuci piring atau baju hingga untuk konsumsi.

Frido menambahkan, selain digunakan warga untuk kegiatan mencuci ataupun konsumsi, mata air Tubaki juga digunakan warga untuk mengairi lahan persawahan.

Warga mendapat hasil dengan panen raya satu hingga tiga kali dalam setahun.

Warga menginginkan pemerintah desa setempat dapat  menjaga supaya sumber mata air Tubaki menjadi sumber penghidupan bagi warga di wilayah Desa Wehali dan Desa Kamanasa tersebut secara berkelanjutan.

Sinta dan Roja, warga Desa Wehali yang lain juga mengambil air memakai jerikan di lokasi mata air Tubaki untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ketika berkebun di sekitar area hutan Kateri.

Sinta dan Roja mengatakan bahwa ketika ayah dan ibunya datang untuk kegiatan berkebun maka mereka akan mengambil air di Tubaki untuk kebutuhan konsumsi.

Baca Juga: Jangan Dibuang! Ini Manfaat Air Beras Bagi Kesehatan..

Demikian juga jika mereka libur sekolah, maka mereka yang membantu mengambil air untuk keperluan berkebun ataupun untuk kebutuhan rumah tangga. 

Artikel Lainnya  Jakarta Selalu Kekurangan Air Bersih, Apa yang Perlu Dilakukan?

Adapun jarak dari kebun dengan mata air ini kira-kira sekitar 500 meter. Roja dan Sinta sesudah  mengambil air dengan menggunakan jeriken selanjutnya diantar ke kebun dengan berjalan kaki.

Perjalanan yang lumayan jauh dan melelahkan sehingga mereka terkadang capek dan memerlukan istirahat satu hingga tiga kali baru tiba di kebun.

Keunggulan dari sumber mata air ini dapat langsung dikonsumsi karena airnya bersih.

Roja dan Sinta berharap agar warga dan pemerintah desa dapat bekerja sama untuk merawat mata air ini agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh warga secara bersama-sama.