Krisis Air, Warga City Garden Susah Cuci Baju

City Garden Krisis Air
City Garden Krisis Air

Penderitaan warga penghuni Rusun City Garden Cengkareng, Jakarta Barat  yang tengah mengalami krisis air bersih selama 12 tahun sepertinya masih belum berujung.

Dengan jatah tiga galon air per hari dari iuran mandiri sesama penghuni, warga tidak bisa mencuci baju.

Hartono, warga penghuni Rusunami City Garden, mengatakan bahwa tiga galon belum cukup untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Dia menjelaskan tidak berani mencuci pakaian karena kekurangan air.

Hartono yang memiliki jumlah anggota keluarga 4 orang, kalau dihitung-hitung termasuk untuk mencuci piring kemungkinan minimal perlu 8 galon.

Makanya keluarga Hartono tidak berani mencuci baju. Mengingat air susah didapat, keluarga Hartono memanfaatkan jasa cuci baju di laundry.

Anita (40), warga penghuni Rusun City Garden yang lain mengungkapkan penderitaan warga penghuni makin bertambah karena lift yang tidak berfungsi.

Matinya lift menyebabkan pihak laundry tidak mau mengambil ataupun mengantar pakaian ke unit-unit rusun City Garden.

Anita sudah mencoba menghubungi laundry, hanya saja pihak laundry tidak sudi mengambil dan mengantar pakaian akibat matinya lift Rusun City Garden. Mau tidak mau Anita harus bolak balik membawa pakaian ke laundry.

Hartono menjelaskan iuran mandiri penghuni rusun City Garden untuk mendapatkan pasokan air dimulai sejak 25 Maret lalu.

Sebelumnya, pihak pengelola memasok air ke warga walaupun kondisi air tidak baik. Sejak tanggal 25 Maret itu, pihak pengelola menghentikan pasokan air.

Kondisi semakin susah karena matinya lift. Jika dipaksakan untuk antre memerlukan waktu berjam-jam.

Makanya penghuni lantai 2 akan mengangkat galon menaiki tangga biasa. Penghuni lansia pun perlu mendapat bantuan dari warga lain untuk mengangkat galon jatah airnya. 

Baca Juga: Warga Lansia Rusun City Garden Krisis Air 12 Tahun

Artikel Lainnya  Air Bersih dan Sanitasi Layak, Kunci Utama Perempuan Indonesia Maju

Hartono sangat mengharapkan bahwa krisis air bersih yang dialaminya selama 12 tahun ini dapat segera berakhir.

Hartono meminta pihak pengelola dan pengembang bertanggungjawab untuk menyelesaikan permasalahan air bersih sekaligus matinya lift.

Sepertinya Hartono, Anita dan warga yang lain masih akan akan terus mengalami penderitaan akibat krisis air yang masih berlarut-larut tanpa jalan keluar dalam waktu dekat.

Mengingat kisruh air bersih ini sudah memasuki ranah hukum, yang memakan waktu tidak sebentar.

Seiring berjalannya waktu, kehidupan penghuni bukan makin ringan malah sebaliknya, yakni semakin berat dengan matinya lift.