Masalah Jakarta Kekurangan Air Bersih Tidak Ada Habisnya

Pada tahun yang sama, Gubernur R Soeprapto membangun IPA Taman Kota di Jakarta Barat.

IPA yang berlokasi di Cengkareng tersebut berkapasitas 200 liter per detik.

Air bersih yang dihasilkan diolah dari Kali Pesanggrahan dan didistribusikan untuk penduduk Jakarta Barat.

Selain itu, dibangun pula IPA Buaran di Kali Malang, Jakarta Timur.

Instalasi air bersih tersebut berkapasitas 5.000 liter per detik dan digunakan untuk melayani kebutuhan sebagian warga Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.

Setelah tahun 1982 pemerintah tidak membangun lagi sarana pengolahan air.

Padahal, jumlah penduduk cenderung meningkat dari tahun ke tahun dan kapasitas produksi air PAM dari IPA tidak pernah bertambah.

Selain itu, air tidak hanya dibutuhkan untuk kepentingan rumah tangga.

Fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, perkantoran, pertokoan, dan industri juga membutuhkan air bersih.

Dari sumber mana lagi air bersih didapatkan?

Air tanah yang tercemar

Selain dari IPA yang dikelola PAM, pilihan penduduk adalah menggunakan air tanah yang bisa didapat dengan membuat sumur artesis.

Celakanya, menurut penelitian Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Jakarta, 94 persen air tanah telah tercemar bakteri e-coli, logam besi dan mangan.

Pemompaan air tanah secara besar-besaran dan tidak terkendali juga mengakibatkan tanah ambles sekitar dua sampai tiga sentimeter per tahun.

Jakarta Utara dan Barat merupakan wilayah yang rawan pencemaran dan mengalami penurunan tanah. Tidak hanya itu, intrusi air laut diperkirakan sudah sampai di Monas.

Atau setidaknya sudah mencapai sepertiga wilayah Jakarta.