Krisis Air Bersih Menjadi Beban di Masa Pandemi

Krisis Air Bersih Menjadi Beban di Masa Pandemi
Krisis Air Bersih Menjadi Beban di Masa Pandemi
Krisis Air Bersih Menjadi Beban di Masa Pandemi
Krisis Air Bersih Menjadi Beban di Masa Pandemi

Situasi krisis air bersih baik secara nasional maupun global nyatanya sudah terjadi cukup lama, celakanya di masa pandemi Covid-19 menambah beban kebutuhan air baku untuk minum dan air bersih di Indonesia. Gara-gara pandemi Covid-19 krisis air bersih makin berat saja, seolah masalah air bersih ini menjadi beban ganda bagi pemerintah.

Air bersih diperlukan untuk mendukung pencegahan penularan Covid-19, namun tidak semua masyarakat mampu mengakses air bersih yang layak dan aman. Vitalnya peran air di masa pandemi hendaknya lebih menggerakkan upaya pemenuhan kebutuhan air bersih.

Survei perubahan pola pemakaian air masyarakat di masa pandemi oleh Indonesia Water Institute menyebutkan, 67% responden mencuci tangan lebih dari 10 kali dalam sehari. Kegiatan ini meningkat lima kali dibandingkan dengan kondisi normal.

Sebagian besar masyarakat juga lebih sering mandi dibandingkan dengan masa normal. Setidaknya 65% responden mandi hingga lebih dari tiga kali dalam sehari atau tiga kali lipat dari kondisi normal.

Dengan meningkatnya penggunaan air untuk mencuci tangan dan mandi, lebih banyak air dibutuhkan oleh masyarakat. Untuk mandi di masa pandemi Covid-19, dibutuhkan air 150-210 liter per orang per hari. Sementara di masa normal, setiap orang diperkirakan hanya menggunakan 50-70 liter air per hari.

Demikian pula untuk cuci tangan. Pada kondisi normal, setiap orang hanya butuh 4-5 liter per hari. Saat pandemi Covid-19, kebutuhan meningkat menjadi 20-25 liter per orang per hari.

Bagi masyarakat yang memiliki akses air bersih yang lancar, upaya mencegah penularan Covid-19 dengan sering mencuci tangan dan mandi menjadi lebih mudah. Tragisnya, akses tersebut belum tersedia bagi semua masyarakat.

Untuk kota seperti Jakarta saja, cakupan layanan air pipa masih di kisaran 64 persen, bahwa di masa normal saja banyak area yang belum mendapat layanan air bersih. Bisa dibayangkan kondisi masyarakat Jakarta yang belum bisa dilayani air pipa, sementara pandemi Covid-19 membutuhkan air lebih banyak. 

Artikel Lainnya  Indonesia Terendah dalam Ketersediaan Air Bersih di ASEAN

Tidak ada pilihan, mau tidak mau mereka mengeluarkan biaya yang semakin membengkak hanya untuk air bersih. Pandemi ini seperti mengingatkan kita semua betapa penting dan mendesaknya pipanisasi di Jakarta.

Baca Juga : Ngeri! Krisis Air Bersih semakin Menghantui saat Pandemi

Terkait penanganan pandemi Covid-19, pemerintah memang sudah benar menitikberatkan kepada kebijakan pemberian vaksin bagi masyarakat Indonesia, tapi perlu diingatkan juga bahwa di saat bersamaan ketersediaan air bersih juga mutlak diperlukan, bagaimana pun caranya.