Krisis Air Bersih di Ibu Kota Baru Indonesia

Krisis Air Bersih di Ibu Kota IKN Baru

Krisis Air Bersih di Ibu Kota Baru Indonesia – Potensi daya dukung sumber air untuk Ibu kota Negara (IKN) sangatlah besar. Hampir semua studi mengatakan sumber air bersih di Kalimantan Timur melimpah, hanya saja manajemen pengelolaannya belum maksimal.  Seperti di Sepaku, Kab. Paser, Kaltim sekitar 15 tahun terakhir ini masih mengalami krisis air bersih.

Dari sisi ketersediaan, terdapat tiga sumber cadangan air yang bisa digunakan sebagai air baku, yaitu air hujan, air tanah, dan air permukaan (bendungan dan sungai). Ketiganya memberikan gambaran besarnya potensi dan sekaligus ancaman keberlanjutannya.

  1. Air Hujan

Bila seluruh air hujan yang turun di wilayah IKN dimanfaatkan oleh penduduk, maka air tersebut mampu memenuhi kebutuhan air baku air minum dan sanitasi selama 5 tahun. Jumlah penduduk yang digunakan adalah proyeksi penambahan yang mencapai 6 juta jiwa.

Memang air hujan bersifat asam, namun derajat keasaman air hujan tersebut sebenarnya masih memenuhi baku mutu air kelas satu yang digunakan untuk kebutuhan air minum. Proses pengolahan air yang sedikit asam bisa dilakukan dengan cara menetralkan baik menggunakan zat kimia maupun saringan alami.

  1. Air Tanah

Air tanah di lokasi IKN mengandung senyawa pirit atau sulfida besi seperti air tanah yang digunakan oleh Imis (47), warga Desa Sukaraja, Sepaku. Air sumur di rumah Imis yang kedalamannya hanya 5 meter berwarna merah sehingga hanya bisa digunakan untuk keperluan MCK saja.

Baca Juga : Masalah Jakarta Kekurangan Air Bersih Tidak Ada Habisnya

Imis memerlukan waktu hingga tiga hari untuk bisa menggunakan air tanah. Perlakuan kimiawi dengan menambahkan kapur tidak menjamin air tanahnya layak sanitasi dan bisa digunakan oleh warga.

  1. Air Permukaan
Artikel Lainnya  Ada Inovasi Filtrasi Air Bersih dari Air Gambut!

Air permukaan bersumber dari bendungan dan aliran sungai. Saat ini, air baku di wilayah sekitar IKN telah disuplai dari enam bendungan dan embung, termasuk pusat pengolahan air sungai Mahakam.

Kondisi sumber daya air di Kalimantan Timur, khususnya wilayah IKN, memang memiliki jumlah yang sangat melimpah, namun dari sisi kualitas air belum layak. 

Dari tiga jenis cadangan air (air hujan, air tanah, dan air permukaan), hanya air permukaan yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum.

Inti dari semuanya adalah pengelolaan yang baik dan benar untuk menjamin semua kebutuhan air bersih di wilayah IKN, yang diberi nama Nusantara tercukupi secara keseluruhan. Jangan sampai krisis air seperti di Sepaku terulang kembali di kemudian hari.