Desa Ini Sulap Air Sungai dengan IPAS

Desa Ini Sulap Air Sungai dengan IPAS
Desa Ini Sulap Air Sungai dengan IPAS

Warga di desa ini sulap air sungai jadi jernih dengan IPAS — Di Kabupaten Kendal sejumlah warga berhasil menggunakan cara sederhana untuk mengubah air sungai menjadi air bersih.

Ide kreatif ini dapat tercipta dan dieksekusi dengan baik karena dipicu kualitas air sumur di Desa Kedungsari yang kurang baik.

Ide kreatif warga ini diaplikasikan melalui Pamsimas (Pengadaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat, yang dinamakan Instalasi Pengolah Air Sederhana (IPAS).

Pamsimas IPAS ini dikelola Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) Desa Kedungasri, Kecamatan Ringinarum, yang merupakan satu-satunya di Kabupaten Kendal.

Kepala Desa Kedungasri, Achmad Supriyanto mengatakan, sistem IPAS ini mampu mengolah air sungai  menjadi air bersih yang layak untuk diminum.

Teknologi IPAS ini menggunakan sistem pengelolaan yang sederhana, yakni ada dua sumur yang dibuat di pinggir kali sedalam 12 meter dan 10 meter.

Air dari sumur tersebut disedot menggunakan pompa air dan dimasukkan dalam bak penampungan yang dicampur dengan air tawas untuk menjernihkan air.

Selanjutnya,  air dari bak pertama  dialirkan ke bak kedua yang sifatnya untuk menyaring endapan air supaya jernih.

Penyaringan di bak terakhir berisi  pasir silica yang bersifat untuk menjernihkan  air dan  menyaring  lumpur, zat seng dan zat kapur, sehingga  air yang keluar sudah bersih.  Air yang sudah bersih ini disalurkan ke rumah-rumah warga menggunakan pipa paralon.

Warga Desa Kedungsari merasa senang, karena setelah sekian lama menggunakan air sumur yang kualitasnya kurang bagus dan  banyak mengandung zat kapur dan logam lainnya.

Baca Juga: Ada Inovasi Filtrasi Air Bersih dari Air Gambut!

Sebanyak kurang 400 rumah warga dapat menikmati kemudahan akses air bersih yang layak untuk keperluan sehari-hari.

Artikel Lainnya  Berapa Lama Sih Tubuh Manusia Bertahan Tanpa Minum Air?

Jika diperhatikan penemuan sederhana yang sangat berguna bagi masyarakat lebih banyak dilakukan warga desa dibandingkan warga kota, terutama Jakarta.

Sepertinya warga Jakarta terlalu sibuk untuk memikirkan air bersih, walaupun kondisinya belum tentu lebih baik dari kondisi di desa.

Buktinya masih banyak warga Jakarta yang juga masih kesulitan air bersih, bahkan harus membeli dengan harga yang tinggi.