Pipanisasi Solusi Atasi Krisis Air Bersih di Indonesia

Pipanisasi
Pipanisasi

Pipanisasi solusi atasi krisis air bersih di tanah air — Air bersih masih menjadi masalah yang dihadapi oleh masyarakat di beberapa wilayah di Indonesia.

Krisis air bersih dan sanitasi buruk seolah menjadi masalah yang sepertinya sulit untuk dipecahkan.

Menurut data Kementerian PPN/Bappenas, saat ini sebaran akses air minum perpipaan nasional baru mencapai angka 20,69% dengan 19 Provinsi masih memiliki akses di bawah rata-rata nasional.

Koordinator Lintas Bidang Air Minum dan Sanitasi Direktorat Perumahan dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Nur Aisyah Nasution mengatakan saat ini pemerintah sudah menyiapkan roadmap untuk menambah akses air minum perpipaan di daerah urban.

Nur Aisyah menjelaskan bahwa kota besar dan metropolitan menjadi sasaran prioritas.

“Baru Surabaya yang mencapai 98% akses perpipaan, sementara daerah lain banyak yang belum sampai 40%,” kata dia, Rabu (23/12/2021).

Harus diakui, pencapaian Kota Surabaya dalam bidang air pipa jauh lebih maju dibandingkan Jakarta sekalipun, kota metropolitan sekaligus Ibu Kota Indonesia. Sudah bertahun-tahun, capaian Jakarta hanya pada kisaran 65%.

Pada 2022, PDAM Surya Sembada Kota Surabaya berencana mengganti 150 km pipa dari 6000 km jaringan yang ada dan juga ukuran pipa untuk mengurangi kendala di sisi distribusi. Dengan harapan, pada 2023 sudah 100% jaringan pipa airnya mampu melayani masyarakat Surabaya.

Baca Juga: 4 Manfaat Air Bersih Ini Penting Bagi Kehidupan Kita

Perlu diketahui, usia pipa yang diganti tersebut adalah 25 tahun, bandingkan dengan Jakarta yang pipanya dibangun dari jaman Belanda.

Permasalahan di Jakarta memang jauh lebih rumit dari Surabaya, namun tetap saja dapat dikatakan Jakarta jauh tertinggal dari Surabaya dalam hal cakupan layanan air pipa.

Artikel Lainnya  8 Ribu Lebih Jiwa di Sukoharjo Alami Kesulitan Air Bersih

Masalah krisis air bersih di Indonesia sebenarnya sedikit demi sedikit dapat diatasi dengan melakukan pembangunan jaringan pipa secara nasional secara bertahap.

Dengan rata-rata masih pada kisaran 20,69% masih sangat terbuka ruang untuk meningkatkan cakupan layanan secara nasional sesuai roadmap yang disusun Bappenas.