Sungai menjadi bagian penting bagi kehidupan masyarakat. Bukan hanya sebagai tempat hidup berbagai tumbuhan dan satwa, sungai juga menjadi sumber air dan tempat beraktivitas masyarakat sehari-hari. Demi mewujudkan sungai yang bersih, apa yang harus dilakukan?
Kebersihan dan kelestarian sungai harus dijaga agar fungsi sungai dapat dirasakan secara berkelanjutan. Masyarakat memiliki andil yang besar dalam upaya mewujudkan sungai yang bersih.
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (Ditjen PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sebanyak 59% sungai di Indonesia telah mengalami pencemaran berat.
Ditjen PPKL KLHK mengungkapkan bahwa kondisi pencemaran sungai yang selama ini selalu terjadi di Indonesia salah satunya disebabkan oleh kegiatan industri. Terutama industri yang menghasilkan limbah rumah tangga, limbah peternakan, serta industri di bidang pertambangan dan migas.
Padahal, Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2020 Tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Kawasan Industri menyebutkan bahwa setiap pelaku industri mempunyai kewajiban untuk mengelola sampah yang dihasilkan dan tidak membuang zat berbahaya apapun ke sungai.
Selain dari sektor industri, tercemarnya sebagian besar sungai di Indonesia juga disebabkan oleh kebiasaan buruk masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai.
Masih banyak dijumpai kasus dimana sungai menjadi tempat pembuangan sampah bagi masyarakat yang belum terfasilitasi layanan TPA (tempat pembuangan akhir) yang memadai. Pada akhirnya, kebiasaan buruk tersebut menjadi budaya yang menyatu dengan kehidupan masyarakat.
Mungkin hal inilah yang perlu dikampanyekan dengan gencar agar masyarakat tidak lagi melihat sungai sebagai tempat pembuangan sampah agar sungai mampu memberi manfaat secara optimal, termasuk sebagai sumber air bersih di tengah semakin menipisnya ketersediaan air bersih.
