AIRKAMI.ID, Perlukah pipanisasi untuk atasi krisis air global saat ini? Krisis air global adalah situasi di mana pasokan air bersih yang aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia dan ekosistem terancam di berbagai penjuru dunia.
Pada dasarnya, jumlah air tawar di Bumi yang layak dikonsumsi sama besarnya, tetapi karena populasi penduduk Bumi meledak, pasokan sumber air yang ada pun berkurang bahkan menjadi langka.
Jumlah air yang ada di samudra dan laut mencapai 97 persen, sedangkan sisanya bisa sebagai uap air, di danau dan sungai, gletser dan lapisan es, di tanah dan bawah tanah, akuifer, dan bahkan di organisme hidup.
Permukaan Bumi hampir 70 persen ditutupi oleh air, hanya 2,5 persen air segar yang layak digunakan. Sementara sisanya mengandung garam dan berbasis laut.
Namun demikian, hanya 1 persen dari air tawar yang mudah diakses, dengan sebagian besar terperangkap di gletser dan padang salju. Faktanya, hanya 0,007 persen air di Bumi yang tersedia sebagai bahan bakar dan sumber pangan untuk memberi makan 6,8 miliar penduduk Bumi.
Beberapa faktor seperti pertumbuhan populasi, perubahan iklim, urbanisasi, polusi, dan pengelolaan sumber daya air yang tidak berkelanjutan telah memicu krisis air global.
Makanya, penanganan krisis air bersih merupakan tantangan yang begitu kompleks dan membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, industri, dan organisasi non-pemerintah.
Untuk Indonesia, perlu strategi yang tepat untuk mengurangi krisis air bersih di waktu yang akan datang. Salah satunya adalah memperkuat peran PDAM dengan dukungan pemerintah daerah setempat agar dapat melakukan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dan tentu saja meningkatkan akses jaringan air bersih perpipaan (Pipanisasi) yang secara nasional hingga saat ini baru mencapai 20 persen.
Jangan sampai ketinggalan update artikel terbaru tentang masalah dan solusi air bersih kini ada di Google News & Index Berita – Airkami.id