AIRKAMI.ID, Prediksi tentang bakal tenggelamnya Jakarta sudah mengemuka sejak lama. Bahkan, Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan Jakarta akan tenggelam bersama dengan beberapa kota lain di dunia di depan sidang Dewan Keamanan PBB pada bulan Februari lalu. Lantas apa solusi agar Jakarta tidak tenggelam?.
Apabila menelisik lebih dalam penyebab utama Jakarta tenggelam, peneliti Ahli Utama BRIN, Eddy Hermawan mengatakan terdapat dua faktor, pertama yaitu meningkatnya muka air laut atau sea level rise (SLR) dan kedua menurunnya muka tanah atau land subsidence (LS) akibat penggunaan air tanah yang berlebihan.
Meski demikian, faktor pertama ini tidak terlalu besar dampaknya jika dibandingkan dengan faktor kedua, yaitu penurunan muka tanah akibat penggunaan air tanah secara berlebihan.
Pangkal soal penggunaan air tanah secara berlebihan di Jakarta tidak dapat dilepaskan dari cakupan layanan pipanisasi di Jakarta yang berkisar 65,85 persen. Sisanya, sebesar 34,15 persen memenuhi kebutuhan air bersih dengan menggunakan air tanah akuifer dalam yang harus dilakukan pengeboran dengan kedalaman di atas 100 meter.
Tindakan pengeboran air tanah ini hanya bisa dilakukan gedung pencakar langit di Ibu Kota. Sebagian memang berizin dan membayar pajak air, namun lebih banyak yang liar.
Dalih mereka menggunakan air tanah adalah belum mampunya PAM Jaya memenuhi seluruh kebutuhan air bersih bagi warga Jakarta, terutama bagi sektor perekonomian. Di sinilah betapa mendesaknya meningkatkan cakupan layanan air bersih perpipaan menjadi 100 persen.
Penggunaan air tanah hanya bisa dihentikan dengan meningkatkan cakupan layanan air bersih perpipaan, sehingga tidak ada alasan lagi untuk menggunakan air tanah.
Dapat disimpulkan, salah satu solusi paling tepat untuk mencegah Jakarta tenggelam adalah menghentikan penggunaan air secara total dengan melakukan pipanisasi di seluruh Ibu Kota Jakarta.
