Wow! Teknologi Ini Mengolah Air Laut Menjadi Air Minum

Teknologi Reverse Osmosis Mengolah Air Laut Menjadi Air Minum
Teknologi Reverse Osmosis Mengolah Air Laut Menjadi Air Minum

Reverse Osmosis Teknologi Pengolahan Air Laut Menjadi Air Minum

Teknologi andalan untuk mengolah air laut menjadi air minum adalah Reverse Osmosis (RO), yang sejauh ini terus dikembangkan. Sistem Reverse Osmosis  merupakan salah satu proses yang banyak digunakan untuk pemurnian air atau yang biasa disebut desalinasi (menghilangkan garam dari air laut).

Mengolah air laut adalah salah satu solusi yang diharapkan dapat mengatasi ketersediaan air bersih yang semakin menipis. Potensi air laut sangat besar, dimana 97% air di bumi berupa air laut.

Selain dari hal itu, Reverse Osmosis dapat digunakan juga untuk daur ulang air, dari air kotor menjadi air bersih, pengolahan air limbah, pemurnian air untuk kebutuhan industri seperti boiler, chiller, cooling water atau digunakan untuk bahan pencampuran produk kosmetik atau campuran makanan.

Menurut Asosiasi Desalinasi International Di dunia, total dari sistem desalinasi di dunia yang menggunakan Reverse Osmosis mencapai 13.000 unit. Itu merupakan sistem dengan kapasitas yang cukup besar.

Artikel Lainnya  Akses Air Bersih Minim, Masalah Klasik Bagi Warga Jakarta

Belum lagi dengan kapasitas yang kecil dan menengah. Sampai saat ini sistem Reverse Osmosis menjadi andalan oleh banyak pelaku usaha dibandingkan sistem lainnya.

Proses Instalasi Reverse Osmosis Air Laut adalah mengubah air laut menjadi air tawar. Pertama air laut (air baku) dikirim dengan pompa intake dan dikirim ke area desalinasi.

Kemudian air baku akan diolah terlebih dahulu sebelum masuk ke sistem Sea Water Reverse Osmosis karena ada banyak kotoran di air laut, sehingga akan memenuhi persyaratan air umpan RO. 

Instalasi SWRO pada dasarnya terdiri dari Sistem Pengambilan (Intake System), Sistem Pra-Perawatan (Pre-Treatment System), Sistem RO Desalinasi Air Laut (Sea Water Desalination RO), Sistem Dosis Kimia (Chemical Dosing System), Sistem Pembersihan (Clean-In-Place System) dan Sistem Pengendali PLC (PLC Controlling System).

Meskipun memiliki berbagai potensi dan keunggulan, RO juga memiliki banyak tantangan dalam penerapan dan pengembangannya. Tantangan yang paling terasa adalah fouling (akumulasi bahan yang tidak diinginkan) karena berbagai masalah dapat timbul dari fouling ini.

Selain fouling, tantangan lain dari RO ialah pemisahan boron dari air yang lebih efektif, pengurangan limbah, pengurangan konsumsi energi, dan pembangunan fasilitas besar untuk memenuhi kebutuhan air minum di masa depan.

Berbagai solusi pun dicari. Beberapa solusi yang terus dikembangkan ialah non-modular UF membrane, proses pembersihan membran RO baru, material membran baru, proses desalinasi yang terintegrasi, dan elemen membran yang lebih besar.

Artikel Lainnya  Inilah Aerasi! Sistem Pengolahan Air Limbah yang Praktis

PAM Jaya sebaiknya menggunakan teknologi Reverse Osmosis bagi di beberapa tempat di Jakarta. Adanya kesulitan mendapat air baku untuk Jakarta akan terselesaikan dengan menjadikan air laut sebagai air baku.

Kombinasi Reverse Osmosis dan pembangunan jaringan air pipa ke rumah warga mungkin menjadi solusi untuk mengatasi krisis air bersih di Jakarta.