Warga Pesisir Jakarta Terpaksa Beli Air Pikulan Sebab Air Tanah Asin

Warga Pesisir Jakarta Terpaksa Beli Air Pikulan Sebab Air Tanah Asin
Warga Pesisir Jakarta Terpaksa Beli Air Pikulan Sebab Air Tanah Asin

Tidak tersedianya layanan air pipa yang memadai di pesisir Jakarta memicu penderitaan bagi warga kelas bawah di pinggiran pesisir Jakarta.

Bukan hanya ancaman kesehatan, mereka juga menanggung beban finansial yang berat karena harus membeli air pikulan dengan harga yang mahal.

Mereka seolah tidak ada pilihan lantaran air tanah di pesisir rasanya asin akibat intrusi air laut ke wilayah daratan.

Sunti, seorang pemilik warung di Muara Angke mengatakan setiap hari biasa membeli enam jeriken untuk keperluan warung serta dua jeriken untuk mandi dan mencuci pakaian.

Per jeriken seharga Rp5.000, yang berarti Sunti setidaknya menganggarkan uang Rp1,2 juta per bulan hanya untuk membeli air bersih.

Umumnya, penjual air pikulan membawa gerobak berisi 20 jeriken berisi air jernih yang diambil dari pipa PAM Jaya di wilayah Jembatan Dua Muara Angke.

Bagi warga Muara Angke, air bersih merupakan barang langka. Beragam penelitian ilmiah menemukan bahwa di daerah Angke, dan banyak titik di wilayah pesisir Jakarta dan Tangerang, sudah pasti mempunyai karakter air tanah dangkal yang asin karena intrusi air laut.

Apabila dilihat dari situasi intrusi air laut pada 2017, wilayah yang sangat terpengaruh intrusi air laut sudah mencapai titik-titik di pesisir Tangerang, sebagian Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan pesisir Bekasi.

Tidak dapat disangkal lagi bahwa pipanisasi di daerah pesisir Jakarta adalah keharusan yang sangat mendesak untuk mengakhiri penderitaan warga kelas bawah di Muara Angke.

Warga Muara Angke membutuhkan akses air bersih perpipaan yang berkelanjutan agar tidak lagi membeli air pikulan dengan harga yang mahal. 

Artikel Lainnya  Boyolali Tetapkan Siaga Satu Bahaya Kekeringan