AIRKAMI.ID, Orang Indonesia sering menyebut air minum dengan air putih. Sedangkan, air minum itu bening, yang kadang disebut juga sebagai air mineral.
Air mineral merupakan minuman tawar yang harus dikonsumsi untuk memastikan berbagai fungsi tubuh berjalan dengan baik. Sebaliknya, kurang asupan air mineral dapat memicu dehidrasi yang mengakibatkan masalah kesehatan lainnya.
Menurut akun instagram Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BIPA) Kemdikbud RI, penyebutan paling awal air putih muncul pada tahun 1600-an, namun bukan dalam konteks air minum.
Dalam Malay Words and Malay Things: Lexical Souvenirs from an Exotic Arc German Publications Before 1700 (2007), ahli bahasa Eurasia, Waruno Mahdi, mengamati sejumlah memoir yang ditulis oleh pekerja yang berasal dari Jerman yang bekerja di Dutch East India Company (VOC) dari 1644 hingga 1653.
Dia merupakan seorang ahli bedah cukur (sejenis profesi medis) yang bernama Johann Jacob Merklein. Merklein menyusun dua jurnal yang merinci perjalanannya ke Hindia Timur, Siam, Jepang, dan Korea.
Menurut Mahdi, Merklein sesungguhnya berbicara tentang tuak yang disebut juga suri oleh orang Belanda yang mungkin berasal dari bahasa Sinhala dan Tamil.
Artinya makna air putih kemungkinan berbeda dengan air minum tawar pada masa awal zaman kolonial meski tidak jelas di wilayah Hindia Timur bagian mana Merklein menemukan kata itu.
Sedangkan dalam A Dictionary of Malayan Language (1812) dari linguist, William Marsden juga tidak menyebutkan kata majemuk air putih pada entri ayer dan putih.
Hal ini menandakan bahwa air putih juga kemungkinan bukan berarti air minum tawar pada awal abad sembilan belas.
Meski sumbernya jarang, tidak adanya keterkaitan antara air putih dan air minum selama masa kolonial dapat disimpulkan bahwa istilah yang sekarang ini digunakan baru muncul dalam kurun waktu 150 tahun terakhir.