Sudah menjadi rahasia umum, salah satu keluhan yang sering dialami para pelanggan PDAM adalah masih tingginya angka Non Revenue Water (NRW) atau kebocoran air pipa dan mereka masih belum mengetahui untuk atasi hal itu. Pemerintah melalui Kementerian PUPR mempunyai 3 strategi menurunkan angka kebocoran air pipa.
Dades Prinandes, Kasubdit Perencanaan Teknis SPAM Kementerian PUPR mengatakan bahwa pemerintah menargetkan penurunan angka NRW tahun 2021 ke level 30 persen dari posisi saat ini di sekitar level 32,67 persen.
Menurut Dades, target penurunan NRW selanjutnya pada akhir tahun 2024 diharapkan dapat mencapai level 25 persen.
“Penurunan NRW per tahunnya berkurang rata-rata 1,5-2 persen. Penurunan angka NRW dapat dikonversikan ke penambahan cakupan pelayanan (air perpipaan),” katanya media masa, Kamis (3/6/2021).
Angka NRW memang penting, karena dengan penurunan angka NRW maka air pipa yang sebelumnya dicuri itu dapat dialihkan kepada pelanggan baru, dan tentu saja akan menambah cakupan layanan aip pipa.
Angka NRW di negara-negara maju berada di kisaran 3 persen. Dades menyampaikan tingginya NRW di dalam negeri disebabkan oleh tiga faktor, yakni koneksi sambungan rumah (SR) ilegal, kerusakan pipa SR, dan pencatatan.
Baca Juga : Pelajari yuk Jenis-Jenis Kuman di Air Tercemar!
Fakta kondisi masih tingginya NRW, maka Kementerian PUPR menerapkan 3 strategi utama untuk mencapai angka NRW di level 25 persen pada 2024 yakni sebagai berikut:
1). Penertiban koneksi Sambungan Rumah (SR) ilegal,
2). Pembentukan zonasi distribusi air dengan teknologi distrik meter area (DMA), dan
3). Pemantauan secara berkala.
