Meski sudah memasuki awal musim penghujan, jumlah warga yang terdampak kekeringan di Kota Blitar masih terus bertambah. Sampai Sabtu (25/11/2023) total terdapat 264 kepala keluarga (KK) atau 987 jiwa yang tersebar di 4 kelurahan dari 3 Kecamatan di Kota Blitar yang mengalami krisis air bersih.
Empat kelurahan tersebut di antaranya adalah Kelurahan Sentul dan Kelurahan Ngadirejo di Kecamatan Kepanjenkidul, Kelurahan Gedog di Kecamatan Sananwetan dan terbaru Kelurahan Tanjungsari di Kecamatan Sukorejo.
Khabib Bancono, Koordinator Lapangan Unit Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Blitar, pada Sabtu (25/11/2023) mengatakan sejumlah warga di Kelurahan Tanjungsari juga mengalami krisis air bersih.
Pihak BPBD Kota Blitar telah menyiapkan lima titik sebagai tempat penampungan air bagi warga di Kelurahan Tanjungsari.
Menurut Khabib Bancono, BPBD Kota Blitar terus memasok kebutuhan air bersih bagi ratusan warga terdampak setiap hari. Sekali melakukan dropping, BPBD Kota Blitar menyalurkan hingga 22 ribu liter air bersih.
Untuk keperluan tersebut, BPBD Kota Blitar menggunakan dua armada truck tangki air, yang salah satunya milik Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Blitar.
Sejauh ini, krisis air bersih paling parah terjadi di Kelurahan Sentul. Sejak awal September 2023, sejumlah warga di Lingkungan Jatimalang, Kelurahan Sentul sudah mengalami krisis air bersih.
Warga pun berharap hujan segera turun agar krisis air bersih dapat berakhir. Harapan itu semakin dekat karena pekan terakhir November ini sudah mulai turun hujan di Kota Blitar.
Krisis air bersih di Kota Blitar ini mengingatkan bahwa pembangunan sektor air bersih harus menjadi salah satu prioritas pembangunan bagi Pemerintah Kota Blitar.
Bersama dengan PDAM setempat harus mampu menyediakan akses air bersih yang berkelanjutan melalui pipanisasi air bersih ke rumah-rumah warga untuk mencegah krisis air bersih di saat musim kemarau.
