Masih Yakin Jakarta Tidak Krisis Air Bersih? Yuk Cek Faktanya Di Sini!

Jakarta Tidak Krisis Air Bersih
Jakarta Krisis Air Bersih

AIRKAMI.ID, Permasalahan Kota Jakarta, selain kemacetan dan banjir, adalah minimnya ketersediaan air bersih. 

Menurut data dari Badan Geologi Kementerian ESDM, sekitar 80 persen air tanah di wilayah cekungan air tanah (CAT) Jakarta tidak memenuhi standar Menteri Kesehatan tentang persyaratan kualitas air minum.

Wilayah Jakarta bagian utara adalah wilayah paling parah, yakni secara umum CAT air tanahnya mengandung unsur Fe (besi) dengan kadar yang tinggi serta kandungan Na (natrium), Cl (klorida), TDS (total dissolved solid), dan DHL (daya hantar listrik) karena adanya pengaruh dari intrusi air laut. 

Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah menyatakan, bahwa batas maksimal bakteri Ecoli seharusnya hanya di kisaran 2 ribu bakteri per 100 milliliter. Tetapi, sekarang ini angkanya menyentuh 50 ribu bakteri per 10 mililiter air tanah di Jakarta Utara.

Kondisi tersebut masih diperburuk dengan masalah penurunan permukaan tanah yang terjadi rata-rata 0-18 cm per tahun sebagai dampak dari eksploitasi air tanah berlebihan.

Menurut Badan Geologi, sekarang ini tercatat lebih dari 4.500 sumur produksi mengambil air tanah Jakarta untuk keperluan komersial, belum lagi banyak sumur ilegal sehingga memicu kelangkaan.

Idealnya seluruh kebutuhan air bersih warga Jakarta tidak lagi menggunakan air tanah untuk keperluan sehari-hari. Untuk itu,  PAM Jaya masih berjuang terus meningkatkan cakupan layanannya.

Saat ini kebutuhan air bersih warga Jakarta tercatat 200 liter/detik perharinya, baik untuk keperluan minum, mandi dan mencuci.

‌Kebutuhan air bersih Jakarta total sebesar 32 ribu liter/detik, sementara produksi air bersih yang dihasilkan masih di kisaran 20 ribu liter/detik, ditambah dengan angka kebocoran sebesar  47 persen. Jadi ada kekurangan air bersih sebesar 12 ribu liter/per detik bagi Jakarta.

Artikel Lainnya  Ampuh! Kini Atasi Kekeringan Lewat Memanen Air Hujan

Melihat paparan di atas, tentu hal ini menjadikan peningkatan produksi air bersih perpipaan yang diikuti dengan pipanisasi menjadi sangat mendesak dan mutlak dilakukan di Ibu Kota Jakarta.