Mafia Air Bersih Eksploitasi Warga Miskin Jakarta

Mafia Air Bersih Eksploitasi Warga Miskin Jakarta
Mafia Air Bersih Eksploitasi Warga Miskin Jakarta

Hari-hari ini, pemangku kepentingan layanan air bersih di Jakarta dihantui oleh hadirnya pasar gelap air yang dilakukan oleh mafia tidak bertanggung jawab dengan mengeksploitasi warga miskin Ibu Kota. 

Seolah permasalahan air bersih di Jakarta tiada habisnya, ketika masih banyak yang harus dibenahi dan belum sepenuhnya teratasi ternyata masalah baru malah muncul.

Hadirnya pasar gelap ini disebabkan oleh langkanya air bersih dan adanya celah yang bisa dimanfaatkan, sementara di sisi lain permintaan air bersih tetap tinggi. Sangat bisa dimengerti karena air bersih mutlak harus tersedia. 

Celakanya lagi, harga semahal apapun pasti dibeli oleh warga yang belum bisa mengakses air pipa. Mayoritas dari mereka merupakan warga kalangan marjinal di perkotaan Jakarta.  

Sebuah harian koran nasional dalam liputannya menemukan, terdapat 121 sambungan pipa air ilegal di Penjaringan dan Cilincing, Jakarta Utara. Dua wilayah ini termasuk dalam area dengan tingkat pencurian air perpipaan tertinggi di Jakarta. 

Di Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, sindikat pencuri bekerjasama dengan pedagang air setempat dengan menampung pasokan air ilegal ke dalam 9 bak berkapasitas 10.000 liter yang dilengkapi 5 pompa air. Di tempat ini, ditemukan pula 57 sambungan pipa ilegal tanpa meteran. 

Baca Juga : Kurangnya Pasokan Air Bersih Picu Perang Dunia 3?

Air tampungan ini kemudian dijual kepada warga dengan harga Rp 9.000 per meter kubik atau di atas tarif rata-rata di wilayah itu, yakni Rp 7.800 per m3. Bayangkan, harga tersebut setara dengan tarif golongan IVA di antaranya kantor kedutaan asing, kantor pengacara, maupun tempat usaha kelas menengah.

Artikel Lainnya  Warga Kudus Manfaatkan Mata Air Menjadi Air Minum