
Pemerintah China harus mengatur strategi untuk mengatasi ancaman krisis air bersih yang tengah menghantui negaranya saat ini. Dengan jumlah penduduk hampir seperlima populasi dunia ditambah China menghadapi pandemi Covid-19, kebutuhan air bersih pun tentu meningkat tajam.
Penggunaan air secara berlebihan, tidak efisiennya sistem manajemen air, dan polusi yang sangat parah terhadap sumber daya air, akhirnya mengakibatkan pasokan air berkurang pada air tanah dan air permukaannya.
China, seperti halnya negara-negara lain juga mengalami krisis air. Kebutuhan air bersih yang meningkat tajam, perubahan iklim yang mengakibatkan China dilanda kekeringan panjang tentu saja membuat krisis ini semakin parah.
Beberapa tahun belakangan, orang-orang yang tinggal di sepanjang sungai Yangtze, bagian Tengah China khawatir akan banjir yang dapat menghancurkan segalanya apabila sungai itu meluap. Tetapi belakangan ini situasi berbeda, para petani di sana putus asa akibat tanaman-tanaman padi di sawah-sawah mereka sudah menguning.
Bagian tengah dan Selatan China saat ini dilanda kekeringan paling buruk dalam kurun waktu 50 tahun terakhir. Bahkan warga berusia lanjut di daerah-daerah tersebut belum pernah mengalami periode kekeringan separah itu.
Baca Juga : Pentingnya Air Bersih dan Sanitasi Layak Bagi Manusia
Tiga puluh lima juta orang yang tinggal di bagian tengah dan hilir sungai Yangtse kini menderita akibat kurangnya air. Hidup empat juta orang terancam kekurangan air minum.