3 Alasan Kenapa Kualitas Air Tanah di Jakarta Menurun

Alasan Kualitas Air Tanah di Jakarta Menurun
Alasan Kualitas Air Tanah di Jakarta Menurun

Tiga alasan kualitas air tanah di Jakarta menurun – Di Jakarta, idealnya semua warga dapat memperoleh akses air bersih melalui perpipaan. 

Namun apa dikata, saat cakupan layanan air bersih belum mencapai 100 persen, maka beberapa warga terpaksa untuk memanfaatkan air tanah. Hanya saja banyak yang belum menyadari, ternyata air tanah sudah mengalami penurunan kualitas yang signifikan.

Pakar fisika Universitas Indonesia (UI), Muhammad Hikam, mengungkapkan ada tiga penyebab utama menurunnya kualitas air tanah di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

  1. Eksploitasi Air Tanah Secara Berlebih

Tidak dipungkiri penggunaan air tanah di Jakarta masih marak, terutama oleh gedung pencakar langit perkantoran, hunian dan kegiatan ekonomi lain yang mampu mengebor hingga kedalaman 100-200 meter untuk memperoleh air tanah bagian dalam.

  1. Semakin Berkurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Semakin berkurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) secara tidak langsung akan membuat kualitas air tanah menurun. RTH memang berfungsi menjadi penyaring sekaligus penampung untuk air hujan. 

Pembangunan hunian yang dilakukan secara terus-menerus seiring bertambahnya populasi penduduk dan tidak diikuti dengan penambahan RTH, tentu dapat menyebabkan air tanah semakin tercemar.

  1. Limbah Rumah Tangga dan Industri

Semakin banyaknya limbah dari kegiatan rumah tangga warga dan kegiatan industri sudah pasti akan mencemari, baik air permukaan seperti sungai atau air tanah di wilayah perkotaan. 

Artikel Lainnya  Teknologi Bisa Jadi Solusi Atasi Ancaman Krisis Air Bersih Global

Menurut Muhammad Hikam, penyebab pertama dan kedua telah menjadikan jumlah air tanah di Jakarta berkurang, sehingga memicu intrusi air laut dari utara wilayah Jakarta. Hal Ini juga mengakibatkan kualitas air tanah di Jakarta semakin menurun.

Pemerintah memang sudah seharusnya melarang penggunaan air tanah di Jakarta, selain tidak layak dikonsumsi juga membahayakan eksistensi wilayah Ibu Kota itu sendiri dengan terjadinya penurunan muka tanah.

Melihat hal ini, sudah seharusnya PAM Jaya sebagai pengelola air bersih di Jakarta segera merealisasikan cakupan layanan air bersih perpipaan sampai 100 persen, agar warga tak perlu lagi mengambil air tanah untuk memenuhi kebutuhan mereka.