AIRKAMI.ID, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan pentingnya pemanfaatan teknologi dan membangun ketangguhan nasional sebagai solusi dalam mengantisipasi ancaman krisis air global.
Ketangguhan nasional menjadi penting, karena negara lain juga mengalami kekeringan.
Oleh sebab itu, Indonesia harus memaksimalkan dan mengoptimalkan sumber daya air yang ada dengan berbagai upaya, di antaranya dengan membangun bendungan, waduk, irigasi, dan sebagainya.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan ketangguhan yang dibangun tersebut akan berdampak pada ketahanan pangan.
Baca Juga: Ilmuwan Sebut Matahari Bisa Jadi Sumber Air di Bumi
Pasalnya, krisis air yang hampir merata di seluruh dunia dikhawatirkan akan memicu krisis pangan.
Dwikorita juga menyebutkan, solusi dari permasalahan global yang dapat berdampak lokal tersebut harus berbasis teknologi (sains based), berbasis data, analisis, dan berbasis prediksi.
BMKG memberi contoh, seperti yang akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan, sebagaimana yang telah diperkirakan BMKG bahwa pada Juni – September 2023 Indonesia akan memasuki musim kemarau kering.
Baca Juga: Ini 5 Teknologi Pengolahan Air Bersih yang Perlu Kamu Tahu!
Berdasarkan hal tersebut, BMKG telah berkoordinasi dengan PUPR dan berbagai pihak terkait lainnya dimana PUPR sudah merancang adanya sumur bor tambahan.
Selain itu, pihak BMKG bersama KLHK sudah menyiapkan penerapan teknologi modifikasi cuaca agar dapat menurunkan air hujan yang masih tersisa hingga Mei nanti ke dalam waduk, tandon, maupun penampungan air lainnya.
Sains based ini juga diwujudkan dengan kesiapan infrastruktur untuk mengatur tata kelola air, serta ditambah dengan keterlibatan pemberdayaan masyarakat (community based).
Teknologi memang salah satu kunci bagi solusi untuk mengatasi potensi ancaman krisis air bersih di Indonesia. Termasuk teknologi untuk mengolah air laut menjadi air tawar yang berkualitas sebagai sumber air bersih bagi PDAM di Indonesia.