Krisis Air, Petani di Aceh Terancam Gagal Panen

Krisis Air di Aceh
Krisis Air di Aceh

Krisis air di Aceh – Ratusan hektar sawah milik masyarakat Gampong, Kabupaten Aceh Timur terancam gagal panen karena tidak mendapat suplai air yang cukup. Krisis air untuk irigasi ini disebabkan oleh jebolnya jaringan irigasi Jambo Reuhat.

Jebolnya jaringan irigasi Jambo Reuhat sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman padi, apalagi  saat ini tengah memasuki masa bercocok tanam, kalau musim cocok tanam itu airnya harus maksimal, kalau tidak, tanaman padi akan mati.

Jaringan irigasi Jambo Reuhat merupakan salah satu tumpuan bagi para petani, ada tiga kecamatan yang dilintasi oleh jaringan irigasi ini, yaitu Banda Alam, Idi Tunong dan Idi Rayeuk.

Puluhan petani yang jengkel, mencoba bergotong royong memperbaiki jaringan irigasi yang selama ini terkesan kurang adanya pengawasan serta minim pemeliharaan.

Salah seorang petani warga masyarakat Gampong Uram Jalan Kecamatan Banda Alam Kabupaten Aceh Timur yang enggan disebutkan namanya mengatakan sangat geram atas kejadian ini. Jebolnya jaringan irigasi Jambo Reuhat tidak dalam keadaan hujan deras dan juga tidak dalam keadaan banjir.

Aneh saja tiba-tiba saja jebol. Warga banyak yang menanyakan kinerja para pengawas jaringan irigasi Jambo Reuhat. Padahal setiap tahunnya pemerintah Aceh menyediakan anggaran yang tidak kecil, sebut saja pada tahun anggaran tahun 2021, jaringan irigasi Jambo Reuhat mendapat alokasi sebesar Rp.451.486.000.

Baca Juga: Perempuan Pihak Paling Terdampak dari Krisis Air Bersih di Aceh

Para petani berharap kepada Pemerintah Provinsi Aceh maupun Pemerintah Kabupaten Aceh Timur khususnya Pengairan agar dapat memberikan bantuan untuk memperbaiki saluran irigasi yang jebol tersebut. Hal ini harus segera dilakukan agar para petani dapat maksimal dalam mengelola pertaniannya.

Artikel Lainnya  Kebersihan Sungai Kunci Ketersediaan Air Bersih Jakarta