Krisis Air Bersih Mengakibatkan 1 dari 5 Bayi Meninggal

Krisis Air Bersih Mengakibatkan 1 dari 5 Bayi Meninggal
Krisis Air Bersih Mengakibatkan 1 dari 5 Bayi Meninggal
Krisis Air Bersih Mengakibatkan 1 dari 5 Bayi Meninggal
Krisis Air Bersih Mengakibatkan 1 dari 5 Bayi Meninggal

Krisis air bersih semakin mengkhawatirkan karena dampaknya semakin nyata. Menurut data UNICEF, 1 dari 5 bayi meninggal dalam satu hari akibat krisis air bersih.

Water Aid, lembaga nirlaba dari Inggris, menyebutkan sulitnya sebagian warga dunia mendapat air bersih yang layak dan murah. Hal ini menjadi masalah utama untuk mengentaskan kemiskinan dan wabah penyakit. 

Risiko gangguan kesehatan hingga potensi kelahiran prematur dapat meningkat akibat tidak tersedianya air bersih . The Independent menduga satu dari lima bayi meninggal dalam bulan pertama kehidupan mereka karena sepsis atau infeksi, masalah kesehatan yang sebenarnya bisa dicegah dengan air bersih dan pola hidup higienis.

Dalam lingkup global, penyakit diare akibat mengkonsumsi air kotor dan sanitasi buruk adalah pembunuh anak-anak terbesar kedua setelah pneumonia. UNICEF pada 2015 menyebutkan diare membunuh 315 ribu anak setiap tahun.

Krisis air bersih paling mencekik kaum miskin. Ironisnya, dalam kondisi absolut, orang miskin justru membayar jauh lebih mahal ketimbang orang kaya untuk menikmati air.

Baca Juga : Banyak Anak Indonesia Meninggal Akibat Ketiadaan Air Bersih

“Jika Anda hidup di daerah kumuh di Nairobi, Kenya, Anda harus membayar satu meter kubik air lebih mahal ketimbang mereka yang tinggal di Manhattan,” kata Henry Northover, pembuat kebijakan di WaterAid

Artikel Lainnya  Menelisik Penyebab Utama Kekeringan dan Upaya Mengatasinya