Krisis Air Bersih Masih Terjadi di Jakbar dan Jakut

Krisis Air Bersih Masih Terjadi di Jakbar dan Jakut
Krisis Air Bersih Masih Terjadi di Jakbar dan Jakut

Sejumlah wilayah di Jakbar atau Jakarta Barat dan Jakut Jakarta Utara disebut masih mengalami krisis air bersih. 

“Warga yang belum mendapat air bersih karena airnya sudah nggak ada, itu daerah (Jakarta) Barat, (Jakarta) Utara, Tegal alur, kemudian Penjaringan kemudian Kamal Muara, Kapuk,” ujar Direktur Utama PAM Jaya, Bambang Hernowo, pada rabu, (23/12/2020).

Wilayah Jakarta  Barat dan Jakarta Utara mengalami sulitnya air bersih karena dua wilayah tersebut paling banyak terjadi penurunan tanah dan terjadi ekstraksi air tanah yang berlebihan. 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut penyedotan air tanah oleh masyarakat menjadi salah satu penyebab penurunan permukaan tanah di Ibu Kota. 

Peneliti Universitas Indonesia (UI) Syamsu Rosyid juga menyatakan, permukaan tanah turun 11 sentimeter per tahun di Jakarta Utara. 

Temuan itu diperoleh berdasarkan hasil penelitian mikro gravitasi empat dimensi (4D) antara 2014 dan 2018.

Pada 2010, pengkampanye Tambang Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Pius Ginting juga menyatakan potensi paling besar untuk tanah ambles terletak di Jakarta Utara dan sebagian Jakarta Barat yang mendekati laut. 

Tanah di kawasan ini beban dan penyerapan air tanahnya berlebihan karena digunakan sebagai air minum.

Menurut Anies, warga yang tak memiliki akses pipa air bersih memilih menyedot air tanah untuk mencukupi kebutuhan airnya.

Karena itu, pemerintah DKI berencana menyalurkan air bersih ke berbagai daerah di Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Penyaluran ini difokuskan untuk warga di wilayah-wilayah yang sulit mengakses air. 

Karenanya, PAM Jaya membuat program prioritas untuk mengalirkan air bersih ke daerah tersebut.

Baca Juga: Yuk Kenali 3 Cara Singapura Memperoleh Air Bersih!

“Itu yang menjadi prioritas kami untuk mengalirkan kepada warga yang tidak punya alternatif lain selain berasal gerobak dan sebagainya. Ini yang kita mau sampaikan ke teman-teman bahwa itu prioritas kami,” ucap Bambang. 

Artikel Lainnya  Dampak Gempa Taput, 2.000 Pelanggan PDAM Kesulitan Air Bersih

Bambang mengatakan, selama ini warga di wilayah Jakbar dan Jakut membeli air bersih dari penjual gerobak keliling. 

Lebih lanjut, Bambang menerangkan saat ini sudah 65 persen warga Jakarta yang menggunakan air pipa dari PAM Jaya, sedangkan 35 persen warga lainnya masih menggunakan air tanah.