Jakarta Krisis Air Bersih, Ini Hal yang Perlu Dilakukan!

Ini Hal yang Perlu Dilakukan Untuk Mengatasi Jakarta Krisis Air Bersih
Ini Hal yang Perlu Dilakukan Untuk Mengatasi Jakarta Krisis Air Bersih

AIRKAMI.ID, Krisis air bersih masih saja menghantui warga Jakarta, terutama yang selama ini tinggal di daerah yang belum terlayani air bersih perpipaan. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, mereka harus menebusnya dengan harga selangit.

Seperti yang dialami warga di RT 007 RW 005, Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta, harus membeli air karena krisis air. Mereka menggelontorkan uang hingga Rp 600 ribu setiap bulan. Jumlah itu tentu jauh dibandingkan pelanggan air pipa yang hanya mengeluarkan uang Rp 120 ribu hingga Rp 150 ribu.

Pemerintah, terutama level Pemprov DKI Jakarta melalui PAM Jaya terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi seluruh warga Jakarta.

Kondisi obyektif saat ini adalah cakupan layanan air bersih perpipaan masih berkisar 65 persen dengan tingkat Non Revenue Water (NRW) atau tingkat kebocoran 40 persen. Banyak yang beranggapan inilah penyebab utama mengapa krisis air bersih masih sering melanda warga Jakarta.

PAM Jaya bukannya tidak tahu perihal seperti ini, namun dalam pelaksanaannya, meningkatkan cakupan layanan air bersih perpipaan tidaklah semudah sekedar membalikkan tangan.

Artikel Lainnya  Krisis Air, Petani di Aceh Terancam Gagal Panen

Di atas kertas, yang harus dilakukan PAM Jaya paling tidak ada tiga hal, pertama adalah meningkatkan kapasitas produksi air bersih yang saat ini masih defisit sekitar 4000 liter per detik.

Dengan catatan, itupun hampir 85 persen sumber pasokan air bersih berasal dari Waduk Jatiluhur, Purwakarta. Ada keinginan untuk memanfaatkan beberapa sungai di Jakarta yang jumlahnya belasan namun hanya berkontribusi hanya 4 persen.

Kedua, membangun jaringan distribusi pipa air bersih ke seluruh penjuru Jakarta. Berita baiknya, proyek ini sedang berjalan. Semoga dalam pelaksanaannya tidak ada kendala berarti karena tumpang tindihnya perizinan untuk melakukan penggalian di Jakarta.

Ketiga, menurunkan angka NRW yang masih begitu tinggi di Jakarta. Untuk mengatasi masalah ini, sebaiknya PAM Jaya menggandeng Kepolisian Republik Indonesia, karena mengandung unsur pidana terkait pencurian air.

Itulah yang harus dilakukan oleh PAM Jaya untuk memutus rantai krisis air yang sudah berlangsung selama puluhan tahun. Perlu kerja sama semua pihak untuk mewujudkan cakupan layanan 100 persen dengan NRW yang kecil 

Artikel Lainnya  Sempat Dilanda Krisis Air, Warga Sukolilo Curhat Susah Mandi

Jangan sampai ketinggalan update artikel terbaru tentang masalah dan solusi air bersih kini ada di Google News & Index Berita – Airkami.id