Bencana banjir kembali menjadi penyebab berhentinya layanan air pipa di Kabupaten Gianyar, Bali. Kali ini warga Banjar Susut, Desa Buahan, Kecamatan Payangan mengalami kesulitan air bersih karena berhentinya pasokan air dari PDAM Gianyar.
Sudah tiga hari ini pelanggan mengalami kesulitan air bersih. Untuk sementara waktu, warga menampung air hujan untuk keperluan seperti mandi, cuci, dan kakus (MCK).
Wayan Sudiantara, warga Desa Buahan mengatakan selama ini warga menggunakan dua sumber air bersih yaitu dari PDAM dan PAM desa. Bak penampungan keduanya dihajar tanah longsor akibat derasnya hujan yang turun.
Kedua sumber air tersebut terkena longsor secara bersamaan. Apabila hanya satu sumber yang rusak, warga kemungkinan masih dapat minta air ke tetangga yang menggunakan sumber air yang berbeda.
Sebanyak 200 Kepala Keluarga yang terdampak terpaksa menampung air hujan untuk keperluan sehari-hari. Sebenarnya bisa saja warga menggunakan air sungai, namun masih khawatir dengan terjadinya air bah.
Direktur PDAM Gianyar, I Made Sastra Kencana, mengatakan pihaknya sedang berupaya mempercepat perbaikan. Intake alat penampungan air milik PDAM, mengalami kerusakan berat karena tertimbun pasir. Belum lagi, adanya sejumlah pipa yang putus.
Wilayah terdampak meliputi Kecamatan Payangan, Ubud, serta sebagian Kecamatan Sukawati bagian utara dan Kemenuh.
PDAM Gianyar menyerahkan sebanyak 15 orang teknisi untuk mempercepat penanganan. Pihak PDAM menggunakan karung pasir untuk sementara agar air naik dan intake bisa berfungsi kembali.
Sastra mengakui bahwa pelayanan air bersih dengan menggunakan mobil tangki sebagai langkah darurat memenuhi kebutuhan pelanggan akan air, belum maksimal. Mengingat daerah terdampak yang begitu luas sementara mobil tangki terbatas.
PDAM Gianyar hanya mempunyai tiga mobil tangki. Jadi pelayanan dropping air bersih tidak maksimal karena banyaknya permintaan dari daerah yang terdampak gangguan pelayanan.
Bencana longsor yang merusak penampungan air milik PDAM Gianyar hendaknya dapat menjadi pelajaran ke depan untuk membangun sistem yang tahan terhadap adanya potensi gangguan, termasuk tanah longsor dan banjir. Tujuannya agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi dan warga bisa tetap mendapatkan layanan akses air bersih.
