AIRKAMI.ID. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menjelaskan, beberapa wilayah di Indonesia terancam mengalami krisis air bersih pada tahun 2045 yang dipicu paling tidak oleh dua faktor.
Pertama, perubahan iklim yang tidak terkendali, serta kedua adalah tingginya kebutuhan air yang tidak diimbangi dengan upaya penyediaan pasokan air secara berkelanjutan.
Prediksi oleh Bappenas tersebut diperkuat dengan hasil amatan yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik (BPS), dimana ketersediaan air per kapita di Indonesia pada 2035 hanya tinggal menyisakan 181 ribu meter kubik (m³).
Bukan hanya BPS, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada situs laman resminya juga menyatakan bahwa kelangkaan air di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2030.
Data BRIN juga memberi gambaran, proporsi luas wilayah krisis air bersih di Indonesia diperkirakan meningkat dari 6,0 persen pada tahun 2000 menjadi 9,6 persen pada 2045. Tidak hanya itu, kualitas air diduga juga akan menurun secara signifikan karena tingkat pencemaran yang makin parah.
Melihat berbagai peringatan yang disampaikan oleh beberapa lembaga resmi seperti di atas, kunci dari penyelesaian krisis air adalah manajemen pengelolaan air yang profesional. Hal ini tentu saja menjadi tantangan bagi PDAM di seluruh Indonesia.
Sudah saatnya PDAM dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah masing-masing harus mampu meningkatkan kualitas layanan dan jumlah produksi air bersih.
Selain itu, tidak kalah penting adalah pembangunan jaringan pipanisasi air bersih ke setiap rumah warga sehingga akses air bersih dapat dinikmati secara berkelanjutan.
Jangan sampai ketinggalan update artikel terbaru tentang masalah dan solusi air bersih kini ada di Google News & Index Berita – Airkami.id
