Air PAM Lebih Aman Dipakai daripada Air Tanah

Air PAM Lebih Aman Dipakai daripada Air Tanah
Air PAM Lebih Aman Dipakai daripada Air Tanah
Air PAM Lebih Aman Dipakai daripada Air Tanah
Air PAM Lebih Aman Dipakai daripada Air Tanah

Melihat dari aspek lingkungan air PAM lebih aman dipakai daripada air tanah, ujar Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno ketika meminta warga Ibu Kota untuk berhenti mengambil air tanah lantaran melihat penurunan permukaan tanah di Jakarta mengkhawatirkan. 

Penggunaan air tanah oleh masyarakat merupakan masalah perkotaan dan lingkungan yang patut ditindaklanjuti segera karena akan berakibat pada penurunan muka tanah dan intrusi air laut ke dalam cekungan air tanah Ibu Kota. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan, pada 2023 cakupan air perpipaan mencapai 82%.

Data Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya tahun 2020 menyebutkan baru 64% dari penduduk Jakarta yang memiliki akses air perpipaan. Sisanya masih mengandalkan air tanah yang disedot dengan memakai pompa dan sumur galian.

Beberapa penelitian telah menunjukkan, bahwa  hampir 90% air tanah di Jakarta tercemar bakteri E Coli, dan kurang lebih 50% mempunyai tingkat keasaman (pH) rendah, di ambang batas layak konsumsi. Sangat membahayakan kesehatan jika air semacam itu kita konsumsi.

Berdasarkan pertimbangan kesehatan dan lingkungan tidak dapat dipungkiri bahwa menggunakan air perpipaan jauh lebih baik dari pada menggunakan air tanah.

Baca Juga : Upaya PAM Jaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Air Bersih

Simak beberapa keunggulan air perpipaan di bawah ini: 

Pertama, kualitas dari air PDAM sudah terjamin dan selalu terjaga. Laboratorium setempat akan melakukan pengecekan berkala terhadap air yang diproduksi dari PDAM agar kualitasnya selalu baik dan sesuai dengan standar yang berlaku. Apabila menggunakan air sumur, air yang didapat sangat bergantung pada musim dan keadaan lingkungan.

Artikel Lainnya  Warga Perbatasan Curhat ke Mensos Susah Air Bersih