Waduh! Banyak Keluarga Indonesia Minum Air Terkontaminasi

Waduh! Banyak Keluarga Indonesia Minum Air Terkontaminasi
Waduh! Banyak Keluarga Indonesia Minum Air Terkontaminasi

Kementerian Kesehatan melakukan survei dengan tajuk Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT), hasilnya menunjukan 7 dari 10 rumah tangga di Indonesia mengonsumsi air minum yang terkontaminasi bakteri E-coli. 

Pelaksanaan SKAMRT ini adalah bentuk dukungan Kementerian Kesehatan untuk komitmen Indonesia dalam rangka mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) tujuan 6 dan RPJMN tahun 2030, yakni kebutuhan air bersih yang layak. 

Studi penelitian yang dilaksanakan pada tahun 2020 ini menyebut, 31 persen rumah tangga di Indonesia mengonsumi air isi ulang, 16 persen dari sumur gali terlindungi, dan 14 persen dari sumur bor atau pompa.

SKAMRT 2020 juga menyatakan bahwa akses air minum layak mencapai 93 persen, di mana 97 persen ada di perkotaan dan 87 persen di pedesaan. Sementara akses air minum aman hanya 12 persen mencakup 15 persen di perkotaan dan 8 persen di pedesaan. 

Dari data ini dapat diambil kesimpulan bahwa masih banyaknya rumah tangga di Indonesia yang mengonsumsi air tercemar seiring dengan masih rendahnya akses air pipa di Indonesia. 

Hal ini diperkuat bahwa akses air minum aman yang masih di kisaran 12 persen, sebagian besar berada di perkotaan yang sudah mendapat layanan air pipa.

Air minum aman dan layak konsumsi mempunyai empat kriteria, yaitu memenuhi syarat kesehatan, tersedia setiap saat dan ada di dalam rumah, terjangkau dan memenuhi kuantitas.

Semua kriteria dari sumber air aman tersebut dapat diperoleh dari air minum perpipaan yang disediakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

SKAMRT dari Kementerian Kesehatan ini hendaknya menjadi dasar bagi pemerintah di setiap level bersama PDAM setempat untuk lebih memprioritaskan pembangunan jaringan air pipa ke rumah warga, baik di perkotaan maupun wilayah perdesaan.