Tantangan Besar PAM Jaya, Warga Jakarta Terus Pakai Air Tanah

Tantangan Besar PAM Jaya, Warga Jakarta Terus Pakai Air Tanah
Tantangan Besar PAM Jaya, Warga Jakarta Terus Pakai Air Tanah

Warga Jakarta masih saja terus menggunakan air tanah karena tidak ada pilihan. Pangkal masalahnya adalah PAM Jaya belum mampu memenuhi kebutuhan seluruh warga Jakarta.

Sementara itu eksploitasi air tanah terutama air tanah dalam untuk keperluan komersial mempunyai daya rusak yang luar biasa, yaitu land subsidence.

Direktur Utama PAM Jaya, Priyatno Bambang Hernowo, mengatakan infrastruktur perpipaan PAM memang belum mencakup seluruh wilayah Jakarta. Baru sekitar 65 persen penduduk DKI yang menjalani akses pelayanan air minum perpipaan.

“Jadi masih ada gap sekitar 35 persen yang belum mendapatkan akses. Dan yang belum mendapatkan itu ada dua bagian besar, yakni bagian Barat-Utara dan Selatan Jakarta,” kata Priyatno.

Bagian Barat-Utara, seperti daerah Pegadungan, Kamal Muara dan Rorotan. Daerah-daerah tersebut sangat urgent dijadikan prioritas pelayanan karena sudah tak memungkinkan lagi mengambil air tanah dangkal atau kalau mengambil, maka air tanahnya sangat buruk kualitasnya.

“Sementara yang Selatan untuk pengambilan air tanah masih bisa.”

Di sinilah ada dilema besar, wilayah Selatan Jakarta masih diperbolehkan menggunakan air tanah dalam, sementara data menunjukkan bahwa pengguna terbesar adalah Jakarta Selatan.

Baca Juga : Penurunan Muka Tanah di Pesisir Jakarta Mengkhawatirkan

Cara pandang Priyatno juga harus dibalik, bukan karena air tanah yang buruk maka dijadikan prioritas pelayanan mendapatkan air pipa. Pola pikir yang benar seharusnya air pipa harus melayani seluruh warga Jakarta.

Artikel Lainnya  Waduh, Air Baku PDAM di Bengkayang Tercemar Merkuri