Sumur di Pekalongan Tercemar, Warga Terpaksa Beli Air

Sumur di Pekalongan Tercemar, Warga Terpaksa Beli Air
Sumur di Pekalongan Tercemar, Warga Terpaksa Beli Air

Sumur Tercemar – Puluhan sumur milik warga di Kelurahan Simbang Kulon, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, tercemar limbah industri batik rumahan.

Air sumur berwarna hitam, sehingga tidak dapat digunakan untuk minum dan memasak.

Maladi, Lurah Simbang Kulon menyatakan pemicu air sumur warga berwarna hitam pekat karena tercemar dari saluran limbah yang belum tersambung dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah.

Pihaknya sedang berusaha agar masalah ini segera dapat dicarikan jalan keluarnya supaya pencemaran tidak semakin parah. Saluran limbah industri batik rumahan itu masih dalam perbaikan di dua lokasi.

Yulian Akbar, Sekretaris Daerah Pekalongan dalam kesempatan terpisah mengungkapkan bahwa pencemaran itu adalah efek samping dari proyek yang dilakukan oleh pusat, namanya program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang masih berjalan sekitar 70-80%.

Dengan munculnya masalah tercemarnya sumur warga maka pihaknya secepatnya mencari jalan keluar yakni percepatan penyambungan saluran limbah ke IPAL, sehingga tidak ada lagi sumur warga tercemar limbah industri batik rumahan di wilayah itu.

Menurut Sekda Yulian Akbar, langkah darurat untuk mengatasi kesulitan air bersih yang dialami warga, pihaknya berkoordinasi dengan BPBD dan PDAM agar melakukan dropping air bersih di wilayah terdampak.

Sementara itu, warga yang sumurnya tercemar dengan terpaksa mengeluarkan uang tambahan untuk beli air bersih.

Warga terdampak ini paling tidak harus membeli empat galon air isi ulang untuk keperluan minum dan memasak.

Salah satu warga Simbang Kulon yang terdampak, Misbahudin (40), mengatakan dirinya membeli air galon isi ulang untuk keperluan minum dan memasak.

Untuk keperluan mencuci pakaian masih mungkin menggunakan air sumur yang didiamkan dulu beberapa saat.

Misbahudin harus belanja empat galon air isi ulang setiap hari. Harga satu galon air isi ulang adalah Rp 5 ribu.

Artikel Lainnya  Kualitas Air Bersih di Indonesia Buruk?

Baca Juga: Air Bersih, Masalah Utama di Lembata, NTT

Jadi, Misbahudin harus mengeluarkan uang tambahan sekitar Rp 20 ribu per hari hanya untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

Misbahudin merasa keberatan kalau tiap hari harus membeli air bersih. Makanya, ia mengungkapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada Pemkab Pekalongan yang telah memberi bantuan air bersih untuk warga terdampak limbah.

Misbahudin dan warga Kelurahan Simbang Kulon lainnya berharap agar bantuan air bersih itu bisa terus berlangsung sampai persoalan pencemaran limbah industri batik rumahan dapat teratasi dan sumur warga normal kembali.