Indonesia Harus Belajar Sanitasi dari Belanda

Indonesia Harus Belajar Sanitasi dari Belanda
Indonesia Harus Belajar Sanitasi dari Belanda

Belajar sanitasi dari Belanda – Belanda adalah negara yang mempunyai teknologi sanitasi terbaik di dunia, selain tentu saja teknologi air.

Sanitasi dan air bersih memang saling berkaitan erat. Sudah sewajarnya kalau Indonesia sebaiknya belajar dari Belanda.

Sanitasi tidak hanya sekedar tentang air namun ada lingkungan udara dan tanah yang tidak terpisahkan dari siklusnya.

Air sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Air juga merupakan kebutuhan vital bagi manusia diantaranya sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.

Pengelolaan air tidak boleh dilupakan, air yang tidak di kelola dengan baik dapat menjadi sumber bencana seperti banjir dan air limbah yang menjadi sumber penyakit.

Sanitasi di Belanda dimulai ketika sistem penyediaan air bersih pertama dibangun pada tahun 1850. Sejak saat itulah pengembangan sanitasi dilakukan terus menerus.

Pada masa itu angka kematian akibat water born disease sangat tinggi, namun seiring dilakukannya pembangunan fasilitas sanitasi angka penyakit menurun ketika warga mendapat pasokan air bersih dengan kualitas yang baik.

Memompa air dan mengalirkannya melalui media penyaringan pasir halus dilakukan Belanda untuk meningkatkan kualitas air bersihnya.

Sumber air baku di Belanda umumnya adalah air hujan dan air permukaan yang sebagian besar digunakan masyarakat yang berada di utara Belanda.

Air permukaan yang mengandung kadar garam tinggi diolah dengan teknologi Kreegrug dan Drainzbuffer.

Air hujan yang turun akan melalui filter sebelum mengalir ke sungai dan waduk sehingga suplai air tetap terjaga.

Menurut data dari asosiasi pekerja air Belanda, kebocoran air dalam proses distribusi di bawah 6 persen, jauh dibawah negara-negara lain.

Baca Juga: Dosen Teknik Univ. Asahan Temukan Teknologi Penjernih Air

Artikel Lainnya  Terdampak Banjir, Warga di Bengkulu Butuh Air Bersih

Jangan dibandingkan dengan Indonesia yang 30an persen, apalagi Jakarta 40an persen.

Berbagai inovasi teknologi terus mereka kembangkan mulai dari wadden marker, room of ­ the river, new delta, hingga yang terbaru hidrochip.

Dengan ozonisasi, kini 99,9 persen penduduk Belanda telah memiliki akses air minum yang bebas klorin.

Banyak teknologi Belanda yang telah terbukti menjadi sumber energi terbarukan. Diantaranya adalah biogas dari hasil pengolahan limbah secara biologis, pupuk lumpur yang diolah dengan Phospat Recovery hingga listrik yang dihasilkan dari putaran kincir angin.

Melalui keberhasilannya ini, Belanda dijuluki negara dengan teknologi sanitasi terbaik di dunia. Sudah seharusnya, Indonesia harus belajar dari Belanda dalam hal mengelola air dan sanitasi yang layak.