Kecamatan Krisis Air Bersih – Banjir seolah menjadi musuh PDAM. Setiap banjir terjadi hampir dapat dipastikan pasokan air bersih terganggu.
Terakhir, banjir di Kota Gorontalo mengakibatkan pelanggan di tiga kecamatan tidak mendapatkan layanan air bersih.
Hujan yang turun dengan deras mengakibatkan banjir di Kota Gorontalo dalam beberapa hari belakangan.
Pemukiman warga, jalan raya, dan fasilitas umum lainnya terendam air karena banjir yang melanda wilayah tersebut.
Deddy Kiaidemak, Humas PDAM Kota Gorontalo mengungkapkan, Instalasi Pengolahan Air (IPA) Bulotadaa di Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo, tidak dapat difungsikan untuk beberapa waktu. Penyebabnya tidak lain adalah IPA Bulotadaa terdampak banjir.
Deddy Kiaidemak mengatakan bahwa untuk beberapa waktu IPA Bulotadaa tidak dapat berfungsi akibat banjir, sehingga layanan air bersih ke pelanggan dengan sendirinya terhenti.
Dampak banjir kali ini menyebabkan layanan air bersih bagi pelanggan PDAM Kota Gorontalo di Kecamatan Sipatana, Kecamatan Kota Utara, Kecamatan Kota Tengah, dan sebagian Kecamatan Dungingi berhenti untuk sementara waktu.
PDAM baru dapat kembali mengalirkan air bersih ke rumah pelanggan di tiga kecamatan tersebut sesudah banjir surut dan instalasi pengolahan air dapat dioperasikan kembali.
Menurut Deddy Kiaidemak, semua tergantung banjir atau luapan Sungai Bulango yang terletak di Kabupaten Bone Bolango, yang juga seperti Kota Gorontalo dilanda hujan dengan intensitas tinggi.
Biasanya jika air sungainya telah surut, banjir di area PDAM juga surut dan instalasinya dapat dioperasikan kembali.
Baca Juga: Konferensi AIWW Berikan Solusi Atas Krisis Air Bersih
Tidak hanya Kota Gorontalo, PDAM di daerah lain juga sangat rentan terganggu jika banjir melanda. Kondisi seperti ini tentu saja sangat merugikan pelanggan, mengingat berhentinya pasokan air bersih pasti mengganggu kegiatan sehari-hari.
PDAM harus mencari cara agar IPA tidak rentan terdampak banjir. Katakanlah PDAM membangun semacam tanggul yang membuat banjir tidak melanda area IPA.
