
Fenomena kekeringan yang sering melanda Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta saat musim kemarau membuat dosen magister sistem teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Agus Maryono melakukan uji coba alat teknologi pemanen air hujan. Diharapkan teknologi ini bisa menjadi solusi mengatasi krisis air bersih saat kemarau.
View this post on Instagram
Fakta tersebut membuat Agus Maryono tergugah membuat riset. Mungkinkah masalah kekeringan dapat diselesaikan dengan memanfaatkan air hujan? Begitu pertanyaan Agus saat melakukan riset.
Setelah riset awal, Agus menyimpulkan bahwa air hujan bisa dimanfaatkan untuk cadangan selama musim kering tiba.
Keyakinannya semakin bertambah saat dia mengambil master di Austria (1991-1992) dan dilanjutkan studi doktornya di Jerman (1995-1999).
Sampai akhirnya pada 2010, ia berkesempatan ke Australia untuk melihat bagaimana orang benua Kanguru itu memanen air hujan. Agus melihat bagaimana orang-orang modern memanen air untuk dijadikan kebutuhan hariannya.
Baca Juga : Keren! 3 Negara Ini Berhasil Olah Limbah Jadi Air Bersih
Sepulang dari Australia, ia mulai membuat tangki permanen air hujan. Komponennya meliputi toren, saringan daun, saringan debu kasar dan halus, pipa pelimpah, dan sumur resapan.