AIRKAMI.ID, Kualitas layanan air bersih dari PDAM Kota Ambon harus menjadi perhatian karena pelanggan yang tinggal di Kebun Cengkeh, Negeri Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon mengalami kesulitan air bersih.
Khariza Sheta, warga yang tinggal di Lorong Emirizan, mengaku geram. Sekitar setahun mengalami krisis air, meski membayar iuran sebesar Rp300 hingga Rp600 ribu setiap bulannya. PDAM Kota Ambon dianggap semena-mena terhadap pelanggannya.
Air bersih hanya sesekali mengalir dalam tiga hingga lima hari. Sebagai perusahaan penyedia kebutuhan dasar di Kota Ambon, PDAM Kota Ambon seharusnya bisa lebih profesional dalam melayani pelanggannya.
Nasib yang sama dialami oleh pelanggan di kawasan BTN Manusela, yang telah tiga hari ini air bersih tidak mengalir. Seorang penghuni indekos di kawasan tersebut, Dian Walang mengatakan tidak ada pemberitahuan apapun setiap kali air bersih mati.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, Dian Walang terpaksa patungan bersama pemilik dan penghuni indekos lainnya untuk membeli air bersih dari mobil air.
Menurut Dian, situasi yang menjengkelkan ini sudah terjadi sejak tahun 2022 lalu hingga sekarang. Matinya air pipa ini selalu berulang, hingga berdampak pada rutinitas penghuni indekos yang umumnya pekerja.
Ada yang pergi ke kantor tidak mandi dan cucian menumpuk. Dian yang mengerjakan orderan makanan setiap hari pun dibuat stres oleh matinya air bersih ini.
Sekarang sudah tahun 2023, namun pelanggan masih mengeluhkan hal yang sama dari tahun ke tahun. Kota Ambon sudah dikenal dengan sebutan kota maju lainnya, seperti smart city atau juga kota musik, namun air bersih saja sulitnya minta ampun.
Baik Khariza maupun Dian, sangat berharap agar Pemkot Ambon dapat melakukan pembenahan terkait kualitas layanan PDAM Kota Ambon.
Pemkot Ambon hendaknya melakukan pengawasan terhadap PDAM, jika perlu melakukan evaluasi agar kualitas layanan dapat ditingkatkan sehingga warga tidak lagi kesulitan air bersih.
